TTU,Spektrum-ntt.com|| Masyarakat Desa Banain A, B, dan C yang terletak di Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), masih terus menghadapi masalah jalan rusak yang berlarut-larut sejak tahun 1985. Meskipun sudah terjadi pergantian bupati beberapa kali, namun kondisi jalan yang memprihatinkan tetap menjadi pemandangan sehari-hari. Tiga desa itu berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste.
Salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Timor Leste, saat ini menghadapi tantangan serius terkait infrastruktur jalan yang menghubungkan tiga desa di wilayah tersebut. Kabupaten yang dimaksud dipimpin oleh Bupati Juandi David dan Wakil Bupati Eusabius Binsasi.
Pantauan media ini pada Sabtu, (08/07/23), kondisi jalan kabupaten yang mengarah ke tiga desa tersebut sangat memprihatinkan. Jalan tersebut masih terdiri dari bebatuan, tanah putih, dan berlubang, yang menjadikannya sangat sulit dilintasi, terutama pada musim hujan. Situasi ini telah mempengaruhi mobilitas penduduk setempat serta menghambat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, keadaan jalan yang buruk telah menjadi masalah yang semakin mendesak bagi warga setempat. Dalam cuaca yang buruk, jalan berlubang penuh dengan lumpur, menyebabkan kendaraan kesulitan melintasi area tersebut. Hal ini berdampak pada distribusi barang, transportasi publik, serta aksesibilitas umum bagi penduduk desa yang ingin mengakses layanan kesehatan dan fasilitas penting lainnya.
Tarsisius Kolo, salah satu warga Desa Banain A, dengan kecewa menyatakan bahwa masyarakat hanya menerima janji politik belaka. Selama kampanye politik, para politisi kerap berjanji untuk memperbaiki jalan di ketiga desa tersebut. Namun, kenyataannya impian itu tidak pernah terealisasi.
"Kami sejak tahun 1985 sampai hari ini masih alami jalan rusak ini, Bupati yang saat ini menjabat pernah menang di tiga desa ini. Bahkan saat kampanye politik, dia berbicara dengan penuh semangat untuk memperbaiki jalan ini, tetapi hingga kini tidak ada perkembangan," ungkap Tarsi.
"Kami masyarakat menantikan kampanye politik mereka pada tahun 2024. Apa yang akan mereka janjikan lagi kepada kami? Kami tidak ingin menjadi korban janji politik belaka," tambahnya dengan kesal.
Dampak dari kerusakan jalan menuju tiga desa tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat setempat. Mereka menghadapi kesulitan dalam mengakses jalan yang menghubungkan desa-desa tersebut dengan kota. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk menjual hasil produksi seperti asam, kemiri, kelapa, serta hasil pertanian dan peternakan lainnya.
"Kami dari Desa Banain ke Kota Kefa bayar motor 25 ribu, mobil 20 ribu," jelasnya.
Masalah ini tidak hanya mempengaruhi perekonomian masyarakat setempat, tetapi juga menghambat kemajuan dan pembangunan di wilayah tersebut. Infrastruktur yang rusak menjadi kendala dalam pengembangan sektor pertanian dan perdagangan di desa-desa tersebut.
Masyarakat Desa Banain A, B, dan C berharap agar pemerintah daerah, terutama bupati yang akan datang, benar-benar melaksanakan janji politik mereka dan memperhatikan kondisi jalan yang mengkhawatirkan ini. Diperlukan upaya konkret untuk memperbaiki jalan yang rusak demi memperbaiki kualitas hidup dan perekonomian masyarakat setempat.
Pemerintah daerah diharapkan segera merespon keluhan masyarakat ini dan melakukan tindakan nyata untuk memperbaiki jalan yang rusak di Desa Banain A, B, dan C. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat serta mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Penulis: Nixon Tae