Belu.Spektrum-ntt.com || Yayasan CIS Timor Indonesia dan Catholic Relief Services (CRS) gelar kegiatan loka karya diseminasi draft hasil dokumen kajian resiko bencana dan dokumen rencana penanggulangan bencana di Hotel Matahari, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Selasa (26/03/24).
Kegiatan Lokakarya dimulai pada pukul 09:00 WIB s/d 15:30 Wita, dan dibuka langsung oleh perwakilan Pemerintah Daerah Kabupaten Belu melalui pejabat assisten I, Drs. Nikolaus Umbu K. Birri.
Dalam kegiatan tersebut, Drs. Nikolaus menyampaikan bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini memberikan dampak ekstrim dan bisa terjadi di seluruh belahan dunia, termasuk wilayah Kabupaten Belu. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah kesiapan sebagai pola mitigasi/pencegahan maupun rencana kedaruratan dalam menghadapi berbagai macam ancaman yang bakal terjadi.
Pejabat assisten I itu menjelaskan bahwa, sesuai data yang diperoleh dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mencatat selama triwulan pertama tahun 2023 saja telah terjadi 84 bencana alam yang melanda provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Bencana alam yang terjadi meliputi 27 kali bencana banjir, 12 kejadian angin kencang, 24 kali cuaca ekstrim, 5 gelombang pasang, 15 tanah longsor dan 1 gempa bumi," katanya.
Pejabat Pemda Kabupaten Belu itu menuturkan, kejadian ini seharusnya sudah diantisipasi melalui dokumen penilaian risiko bencana dan rencana penanggulangan bencana. Oleh karena itu, hendaknya tiap daerah memiliki perangkat dokumen dan kebijakan untuk mengurangi dampak dari risiko bencana.
Bencana alam yang melanda NTT tahun 2023 itu seharusnya sudah diantisipasi melalui dokumen penilaian risiko bencana dan rencana penanggulangan bencana. Oleh karena itu, hendaknya tiap daerah memiliki perangkat dokumen dan kebijakan untuk mengurangi dampak dari risiko bencana.
Kajian Risiko Bencana (KRB) merupakan acuan untuk menyusun rencana penanggulangan bencana di suatu daerah. RPB diharapkan dapat menjadi alat advokasi untuk membangun komitmen, menyediakan sumber daya, dan menyatukan aksi bagi semua lembaga yang terkait dengan pelaksanaan penanggulangan bencana di daerah.
Yayasan CIS Timor dan Catholic Relief Services (CRS) yang bekerja untuk implementasi program "Increasing Resiliency through CCA and DRR in Nusa Tenggara". Incident akan mendukung Pemerintah Kabupaten Belu untuk mereview dan memperbaharui dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) dan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dengan merekrut Konsultan bekerja di Kabupaten Belu, sejak januari 2024 hingga maret 2024, telah menghasilkan draft dokumen Kajian Resiko Bencana dan Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Belu, yang mana prosesnya dilaksanakan dengan keterlibatan aktif dan bekerja kolaboratif dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan utama di tingkat kabupaten sebagai bagian dari peningkatan kapasitas, mengembangkan kebijakan dan rencana manajemen risiko dan perubahan iklim yang efektif.
Niko juga Memberikan kesempatan kepada hadirin untuk berdiskusi dan memberikan masukan terkait rencana penanggulangan resiko bencana pada sesi berikut
Diakhir kata ia mengajak untuk bekerja sama dan memandang isu pengurangan resiko bencana sebagai isu yang penting yang perlu ditangani bersama secara serius.
Sementara, Kabid PPEPD BP4D Kab. Belu, Stef B. Mau Taek, ST dalam kesempatan yang sama memaparkan dokumen dan sistematika penulisan rencana penanggulangan bencana tahun 2024-2028, terhitung kurang lebih VIII Bab.
Stef meminta untuk penyusunan dokumen RPB yang sudah didiskusikan bersama semua pihaknya untuk diupayakan lebih lanjut dalam diskusi yang akan dilaksanakan pada sesi berikut.
Turut hadir: Pimpinan Project Incident CRS Kab. Belu, Project Manager Incident CIS Indonesia Kab. Belu, Pimpinan Konsultan PETRASA, Penyusunan Dokumen KRB-RPB, Kepala Dinas/Pimpinan OPD terkait Pemerintah Kabupaten Belu, Perwakilan Akademisi Kab. Belu, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Perwakilan Organisasi Kepemudaan, Perwakilan Organisasi Kemahasiswaan, Pimpinan NGO/LSM, Bapak/Ibu, Para Kepala Desa wilayah sasaran project Incident, Pimpinan/Perwakilan Media Cetak dan Online, Para Ketua Kelompok Siaga Bencana, Kelompok NRM dari 5 Desa Sasaran Project Incident, Tim Teknis Penyusunan dokumen KRB-RPB.
Penulis : Engky Taek