Atambua.Spektrum-ntt.com|| SMKS Katolik Kusuma Atambua siap menerapkan kurikulum merdeka belajar dan telah dilaksanakan pelatihan khusus untuk merdeka belajar yang diikuti oleh 7 (tujuh) guru dalam kegiatan komite pembelajaran tersebut selama 10 (sepuluh) hari dan sekarang para guru tersebut berimbas untuk guru-guru di sekolah dalam kegiatan in house training (IHT). Tujuan in house training implementasi merdeka belajar dalam penyusunan perangkat pembelajaran adalah meningkatkan kompetensi peserta didik melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan program dan kebijakan merdeka belajar.
Demikian disampaikan Kepala Sekolah SMKS Katolik Kusuma Atambua, Sr. Agustina Bete Kiik, SSpS kepada media ini di ruang kerjanya, Selasa (26/07/22).
"Dari sini para guru akan menjelaskan tentang kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka belajar, dari penyusunan perangkat ajar, modul ajar dan juga projek muatan pelajar Pancasila, itu yang diterapkan dan digunakan ke depan," jelas Sr. Agustin.
Ia berharap bagi guru-guru yang telah mengikuti kegiatan ini dapat berimbas ke sekolah-sekolah lain yang membutuhkan. Hal tersebut dilakukan kerena saat ini setiap sekolah diwajibkan untuk menerapkan kurikulum merdeka belajar dan tidak semua sekolah mengikuti pelatihan.
"Mereka yang telah mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikat ini diharapkan bisa berbagi ke sekolah-sekolah yang belum mendapatkan pelatihan soal merdeka belajar," harap Kepala Sekolah SMK Kusuma Atambua.
Kurikulum merdeka belajar memberi kebebasan untuk guru untuk mengelolah perangkat ajar dan dari perangkat ajar akan dikelola sesuai dengan kebutuhan siswa-siswi.
"Jadi sebelum penyusunan perangkat ajar, guru harus membuat survei atau merefleksi untuk melihat karakteristik siswa, sehingga perangkat ajar yang yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan siswa. Sedangkan untuk kurikulumnya kita sudah sesuaikan dengan lingkungan sekitar dan kemudian diselaraskan dengan kebutuhan di industri," urainya.
Dirinya melanjutkan bahwa untuk SMK pusat keunggulan di wilayah Kabupaten Belu terdapat 2 (dua) sekolah yakni SMKS Katolik Kusuma Atambua dan SMKN 2 Silawan.
Terpisah disampaikan Theresia Awila Bria, S. Pd, sebagai salah satu fasilitator dalam kegiatan in house training (IHT) menyampaikan bahwa, tujuan in house training untuk menyelesaikan seluruh kegiatan IHT dalam program SMK Pusat Keunggulan skema lanjutan, sehingga peserta menerapkan filosofi pembelajaran yang memerdekakan profil belajar Pancasila dan implikasinya dalam pembelajaran.
"Pesertanya dari guru-guru umum dan produktif yang berjumlah 53 (lima puluh tiga guru) dengan fasilitatornya 7 (tujuh) orang dan jumlah seluruhnya 60 (enam puluh) peserta," jelas Wila.
Ia membenarkan bahwa pelaksanaan IHT telah dilakukan dengan ini adalah tahun yang kedua dan kegiatan ini merupakan kegiatan SMK pusat keunggulan lanjutan.
Pada kesempatan yang sama disampaikan oleh Sr. Maria Fatima Seran, SSpS (Sr. Arnolda, SSpS) kepada media ini di halaman sekolah SMKS Katolik Kusuma Atambua bahwa, SMK Kusuma merupakan salah satu sekolah pusat keunggulan yang pertama di Kabupaten Belu, maka kegiatan IHT telah dilaksanakan sejak tahun lalu.
"Ini kegiatan lanjutan dari tahap 1 yang sudah dimulai tahun lalu dan karena SMKS Katolik Kusuma Atambua adalah SMK pusat keunggulan pertama di Kabupaten Belu, maka kami berkewajiban berimbas dari program kurikulum merdeka ini kepada sesama SMK lainnya sejauh dibutuhkan," jelas Sr. Arnolda.
Ia menerangkan bahwa dari kurikulum merdeka belajar ini adalah kebebasan dikembalikan ke sekolah dan dikembangkan sesuai dengan kearifan lokal yang ada di sekitar. Salah satu hasil dari IHT ini adalah menyusun modul ajar yang berorientasi pada kebutuhan siswa hal ini melalui asesmen yang jadi salah satu item dalam pembuatan modul ajar sambil memperhatikan kebutuhan dunia kerja & industri serta potensi daerah.
"Jadi tetap ada misalnya, capaian pembelajaran itu di turunkan dari Kementerian terus dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi dan pembelajaran itu lebih berorientasi pada siswa, jadi kita melihat kemampuan siswa ada dimana, maka melalui aseismen kita dapat mengetahui itu kemudian di kembangkan," tutup Sr. Arnolda, SSpS.
Penulis :Nixon Tae