MALAKA.SPEKTRUM-NTT.COM|| Robinson Riwu, S. IP mampu menguasai Pasar Lokal Di Kabupaten Malaka, NTT melalui usahanya di bidang pertanian yakni menyediakan tanaman holtikultura guna memberikan kepuasan kepada konsumen. Hal ini dilakukannya 2 tahun belakangan ini terhitung sejak tahun 2020 hingga sekarang.
Alumnus Unimor-Kefamenanu, Angkatan 2019, Robinson Riwu, S. IP, ketika dikonfirmasi media ini Rabu (07/12/21), mengatakan bahwa,"Awalnya sya bekerja sebagai penagih utang(debkolektor) di daerah Denpasar dan kota Kupang. Namun, Covid-19 mengguyur NKRI ini dan sudah tersebar disetiap pelosok negeri, maka saya memilih di rumah saja dan memulai untuk bertani.
"Saya memulai giat di kebun sebagai petani holtikultura sejak tahun kemarin, 2020. Saat itu saya dan keluarga sendiri selaku pekerja mengalami banyak kendala karena baru pertama kali terjun ke dunia pertanian hortikultura", jelasnya.
Lanjut Robinson, kendala yang dialami pihaknya (pekerja, red) di lapangan yaitu keterbatasan air untuk melangsungkan kegiatan produktivitas. Saat itu, pihaknya (pekerja, red) menyewa mobil tangki untuk mengambil air dari sumber mata air yang terletak di Webuah lalu diantar ke lahan guna melakukan penyiraman atas tanaman holtikultura yang ditanam saat itu. Diperkirakan jarak tempuh antara Webuah dan Lahan produktivitas sekitar 3 s/d 4 Km.
Pihaknya pernah vakum dalam menjalankan kegiatan produktivitas di lahan selama bebearapa bulan dikarenakan mobil Tanki sewaan itu sudah dikembalikan, jelasnya.
Dikatakan Robinson,"para pekerja menggunakan jenis bibit panah merah karena perusahaan panah merah juga memiliki pendamping pertanian sendiri.
"Jadi tugas pendamping itu mendampingi para pekerja di lapangan, mulai dari pengolahan, pemeliharaan bahkan mereka (pihak pendamping, red) membantu untuk pemasaran".
Sedangkan lahan produktivitas disediakan oleh pihaknya (pekerja, red). Oleh karena itu, jika para pekerja ingin menanam sebanyak-banyaknya, pemasarannya diragukan lagi. Usia tanaman yang dipasarkan kepada konsumen itu sekitar 3 bulan terhitung dari tanggal penanaman", katanya.
Robinson pun menjelaskan bahwa; lahan Frontera Garden (FG) ini pernah mengundang perhatian para pemangku kepentingan di Kabupaten maupun Ibukota untuk datang berkunjung, diantaranya: Mantan Sekretaris Jenderal (SekJen) BNPP RI bersama Putri Indonesia Jolenee Maria dan Bapak Wabub Malaka Lucky Luoise Taolin, S. Sos (waktu itu belum menjadi Wabup) pernah menginjak kaki di lahan Frontera Garden ketika berkunjung ke PLBN Motamasin waktu itu.
Saat ini pihaknya sudah memiliki 1 unit sumur bor di lahan produktivitasnya, dengan kedalaman 40 meter, dan menghasilkan debit air yang sangat besar.
Lanjut Robinson, metode yang dipakai untuk kegiatan produktivitas di lahan itu b bersifat swadaya dari sumur bor hingga pengadaan bibit dan pupuk. Pihaknya bersyukur karena dari Dinas Pertanian Kab. Malaka bantu memberikan plastik mulsa dan sebagian benih, tandas Alumnus Unimor itu.
Hari ini, tanggal 8 Desember 2021, pihaknya kembali bergiat di lahan untuk menanam tanaman holtikultura. Semoga hasil yg didapatkan lebih darii tahun kemarin.
Keuntungan yang diperoleh tahun 2020 adalah sebanyak 100 juta lebih, akan tetapi masih defisit yang diakibatkan oleh pengeluaran untuk bahan bakar dan sewa mobil.
"Harapan saya dimasa mendatang, khusus untuk kaum milenial, jangan malu menjadi petani. Sebab, melalui pekerjaan seperti ini, jika kita fokus dan rutin, kita bisa mendapatkan keuntungan berlipat ganda. Kita tidak bisa sangkah, besaran penghasilan yang akan kita raih nanti, tutup Robinson.
Diketahui bahwa; jenis tanaman yang diproduksi diantaranya; Tomat, Cabai, Melon, Pare (Paria), dan beberapa jenis sayur lainnya. Kegiatan produktivitas tanaman holtikultura ini sudah berlangsung selama 2 tahun.
Keberadaan Lahan Frontera Garden (Kebun Perbatasan) ini tidak jauh dari PLBN Motamasin, diperkirakan sejauh kurang lebih 500 meter . Oleh karena letaknya tidak jauh dari wilayah perbatasan sehingga hal itu membuat banyak pengunjung berdatangan untuk melihat keadaan lahan yang dipenuhi dengan tanaman holtikultura, bahkan ada yang mengabadikan lahan ini lewat jepretan foto.
(**/Novryano