Puisi Karya : **Pulo Lasman Simanjuntak
RUMAH TERBELAH DUA
dari kota seberang pulau-pulau terluarsepasang pengantin bisumasuk permukiman satu hektarberlantai angan-anganjadilah anak-anak kembartanpa akte kelahiran
memasuki pintu zaman keluh kesahdi pinggir jalan dalam kota tanpa terminalyang rajin bertelur polusi udara beracunmaka rumah itu terbelah duadipotongnya dengan sebilah pisau
seperti orang mabukmenulis di atas dua lembar kertasdengan tanda tangan palsujadi bencana pandemi yang tak mau pergiakhirnya mereka terkurung dalam rumah terbelah dua itu
lantaran kelaparan begitu hebatsampai tiga turunan bermalas-malasantidur lelap tak bisa mendendangkan lagu-lagu sion atau menghapal isi kitab sucikini tinggalkan senjata pertempuran dibidikantara lelaki berjubah putih dan matahari murtadkawin mawin lantaran amarah tak berkesudahan
maka rumah terbelah dua itu jadi sarang burung hantu siang dan malambelum tahu kemana peta anginbergerak untuk mengakhiri kisahrumah terbelah dua
Jakarta, Kamis, 26 Agustus 2021
MATA ELANG MENABRAK KARANG
tubuhnya lahir di kamar sewa pengantindari sepasang angin ganjilberhembus aroma air kerassekeras hatinya ditumbuhi mata pisau
bertahun-tahun menatap bulan diniharidi meja billiar digelar sunyi liardi lantai dansa dikunci masa lalukini turun ke dunia orang matitanpa membawa paru-paru sebelah kiri
tengoklah,sekarang dia telah tumbuh suburberwajah dua benuamampu mematahkan tangan-tangan palsu
pernah terbang tinggi kibaskan sayap hitamdalam layar lebar murahanlalu terperosok ke dalam selokan kehidupandengan matahari terbalik
matanya berkuku tajam melototkencing bau sepi di kamar mandiaku harus terbang lagi sekarang, serunya sambil membawa ranjang kematian
nyawanya tak pernah tidur lelapbahkan mimpinya sering bersembunyidi bangsal-bangsal rumah sakitsekarang tertipu lagilewat kabar di udara cakrawala
Pamulang, Kamis 27 Mei 2021
MELAWAT RUMAH SAKIT KELAPARANKU JADI SIRNA
duduk lelah disuntik narkotikapil warna merahsetelah seharian menyantapcerita mitos sekumpulan ikan gorengdisantap di atas meja omong kosongdari mulut pewarta tualalu membuka jendela rumah untuk kesepianku disensus nyonya kaya
sambil terus menunggu kedatangan bukan pujangga sastramembawa kabar dari surgaaku sempat bersyair di kamar mandi milik pesakitan
rumah sakit makin bertingkat-tingkatorang-orang telah mengunyah permen coklat
"sakit jantungnya harus ganti salah obat," ujar perempuan sulung sambil mengajak untuk pesta perjamuan
telepon seluler telah berhenti berderingpesta adat perutku butuh asupan makanan sehatmata uang juga makin liar masuk dalam selimut mimpi soreharidiselesaikan dengan doa berdarahtiap subuhhari dibungkus kegelisahan
RS.Bhayangkara Lemdiklat Polri, Jakarta Selatan, Kamis sore 16/6/2022
KETIKA SUARA TUHAN DIHEMPASKAN
ketika suara Tuhan dihempaskanliang kubur telah dihembuskandigali di hamparan tanah granit rumah ibadahsaat jasadmu masih terbaring angkuhsekeras masa lalumu
ketika suara Tuhan dihempaskanseratus virus maut langsung tumbuhberkembangbiak dengan cepatbahkan terbang tanpa bisa dilihat kasat mata
ketika suara Tuhan dihempaskannyanyian kesaksian terus berkepanjangandi bawah mimbar disirami karangan bungaterjerumus jadi malapetaka untuk jemaahkarena orang-orang rajin berpelukanuntuk menuju ke dunia orang mati
Jatinegara, Jakarta 20 Juni 2021
TERJUNGKAL
sepasang pengantin mandulsepakat sampaikan keluh kesahsampai tembus ke bait suci di sorgapekan kedua yang membawa berkahditelan sepotong daging hujan ramahyang menyusup ke dalam perut rumahnyaris kelaparan siapa mau disapaakar kejahatan tumbuh berubah warnaataukah harus kuhisap air tanahgenteng hunian permukiman berserakanserta bau dinamo terbakarbelum selesai untuk ditelansampai berdarah-darah
Pamulang, 11 April 2022
PENYAIR TAK BERKUTIK
penyair sedang mandi di atas permukaan air danau berlapiskan kayu sambil menulis puisiberita musim kemarau dan kantong kemiskinanyang mulai merambah di atas genteng rumahsemula tak gelisah; saat bertukar sapa dengan lelaki separuh baya sedang puasa dari sebuah hotel yang senang bercumbu dengan virus corona dan berkelamin bersama deretan mobil hitam datang dari benua antartika
setelah bertelepon dengan bengkel kaki-kaki si penyair masih rajin memandang matahari yang kian terik sampai tiba pengembara liar membawa kabar duka tanpa tangisan layaknya bayi yang baru dilahirkan dini hari tadi
“tenang saja, jangan panik, simpanan di layar komputer bank masih aman untuk bisa menusuk jantungmu yang dilapisi emas enam gram dalam saku celana,” katanya sambil meraih tangan penyair untuk bersiap terbang menuju jembatan layang pinggiran kota
selesailah perjalanan penyair sampai sore haridiakhiri dengan perkelahian dalam botol alkoholserta melunasi hutangnya di hamparan meja makan
Pamulang, 5 April 2022
(** Biodata Penulis
Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya, 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan diSekolah Tinggi Publisistik (STP/IISIP-Jakarta).Belajar sastra secara otodidak.Hasil karya sajaknya pertama kali dipublikasikan sewaktu masih duduk di bangku SMP, yakni dimuat di ruang sanjak anak-anak Harian Umum Kompas tahun 1977.
Kemudian pada tahun 1980 sampai tahun 2022 sajak-sajaknya mulai disiarkan di Majalah Keluarga, Dewi, Nova, Monalisa, Majalah Mahkota, Harian Umum Merdeka, Suara Karya, Jayakarta, Berita Yudha, Media Indonesia, Harian Sore Terbit, Harian Umum Seputar Indonesia (Sindo), SKM.Simponi, SKM.Inti Jaya, SKM.Dialog, HU.Bhirawa (Surabaya), Koran Media Cakra Bangsa (Jakarta), Majalah Habatak Online, negerikertas.com, Harian Umum Utusan Borneo, Sabah (Malaysia) , Portal Sastra Litera.co.id, ayosekolah.com, KABNews.id, bicaranetwork.com, brainly.co.id, wallpaperspeed.id, majalahsuluh.com, sudutkerlip.com, kompasiana.com, antaranews.com, kliktimes.com, suarakrajan.com, widku.com, literanesia.com , hariandialog.com, bisnistoday.co.id, sepenuhnya.com, ruangpekerjaseni.com, majalah digital Apajake, matamata.co, borobudurwriters.id, majalah digital Elipsis, cakradunia.co, narasipos.com, potretonline.com, serta indonesiana.id
Buku kumpulan sajak tunggalnya yang sudah terbit “Traumatik”(1997), “Kalah atau Menang” (1997), “Taman Getsemani”(2016), "Bercumbu Dengan Hujan ” (2021), "Tidur Di Ranjang Petir" (2021), " Mata Elang Menabrak Karang" (2021), "Rumah Terbelah Dua " (2021).Sajaknya juga termuat dalam 15 Buku Antologi Puisi Bersama Penyair di seluruh Indonesia. Pada saat ini tengah persiapan untuk penerbitan Buku Antologi Puisi ke-8 berjudul "Bila Sunyiku Ikut Terluka" (2022).
Namanya juga telah masuk dalam Buku Pintar Sastra Indonesia Halaman 185-186 diterbitkan oleh Kompas (PT.Kompas Media Nusantara) cetakan ketiga tahun 2001 dengan Editor Pamusuk Eneste, serta Buku Apa & Siapa Penyair Indonesia halaman 451 diterbitkan oleh Yayasan Puisi Indonesia dengan Editor Maman S Mahayana dan Kurator Sutardji Calzoum Bahchri, Abdul Hadi W.M, Rida K.Liamsi, Ahmadun Y Herfanda, dan Hasan Aspahani.Saat ini sebagai anggota Dapur Sastra Jakarta (DSJ) , anggota Sastera Sahabat Kita (berpusat di Sabah Malaysia) Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), dan bekerja sebagai wartawan media online.Email : pulo_lasman@yahoo.com