Belu. Spektrum-ntt || Diduga kuat pihak kurir pos ekspedisi barang yakni J&T tidak mengantarkan barang pesanan sampai ke tangan konsumen, walaupun barangnya sudah melebihi jangka waktu pengambilan, bahkan pihak J&T tidak pernah menghubungi pemilik paket pesanan tersebut.
Pantauan tim media di lokasi saat berada di Kantor J&T Kab. Belu, yang beralamatkan Kilometer 2 (Dua) Kecamatan Atambua Selatan, Kota Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat (12/02/22).
Sesuai dengan kebiasaan dan prosedur kerja, pihak J&T selalu melayani konsumen dengan cara yang humanis bahkan setiap pemesan barang selalu dilayani secara prima yakni dengan cara mengantarkan paket pesanan (barang) sampai ke tangan pemesan (konsumen).
Namun, sesuai dengan realita yang ditemukan di kabupaten Belu, pihak J&T tidak lagi melakukan kinerja sesuai dengan SOP yakni perusahaan yang mengantarkan barang sampai ke tangan konsumen bahkan sering tidak melakukan konfirmasi dengan pihak konsumen. Dan sesuai fakta yang ditemukan di lapangan, pihak J&T Kab. Belu lebih memilih untuk membiarkan barang pesanan mengendap begitu saja, hingga berujung pada ancaman yang dilakukan oleh pihak ekspedisi barang tersebut terhadap konsumen (pemesan).
Salah satu konsumen yang tidak ingin disebutkan namanya, saat diwawancarai oleh tim media saat berada di kantor J&T Kab. Belu menyampaikan bahwa, mereka (pihak kurir) sejauh ini belum menghubungi saya.
"Kok tiba-tiba bilang saya tolak pesanan. Seharunya mereka antar ke rumah saya, karena barang yang saya pesan itu bersifat COD, ini belum konfirmasi ke saya, tapi kata mereka (kurir J&T) bilang saya tolak," katanya.
Hal senanda disampaikan juga oleh salah satu konsumen yang berinisial AK (28) bahwa, paket yang ia pesan sudah hampir tiga minggu tidak diantar.
"Paket itupun dibayar COD, dan para kurir J&T ini bekerja tidak sebenarnya, mereka harap pemilik paket datang ambil sendri saja di kantor," tambahnya.
Dan saat tim media melakukan pengecekan pihak J&T melalui salah satu kurirnya yakni, Frederikus di kantor, dia mengadu mulut bersama pemilik paket tersebut, lalu pergi dengan sendirinya sambil mengemudikan kendaraan roda dua miliknya.
"Saya hanya tanya paket, tapi pihak pengantar barang langsung bentak saya. Saya ajak bicara, malah adu mulut sama saya. Saat saya tunjukan kartu pers orang itu langsung pergi begitu saja. Saya tanya identitas pun dia tidak menjawab," ungkap AK yang juga adalah salah satu wartawan media online di Kab. Belu.
(*timmedia)