SIKKA. spektrum-ntt.com || Kepala desa Kolisia kecamatan Magepanda, Emanuel Budu mengatakan bahwa sebanyak 60 hektar persawahan masyarakat Desa Kolisia kecamatan Magepanda gagal panen tahun ini.
Pernyataan ini disampaikan oleh kepala desa Kolisia Ketika dimintai keterangan dilokasi irigasi Nangapau Desa Kolisia-kecamatan Magepanda (07/06/2020).
Lebih lanjut Kepala Desa Kolisia, bapak Emanuel Budu mengatakan bahwa gagal Panen ini diakibatkan oleh musim kemarau dan perubahan iklim yang berkepanjangan. Musim kemarau yang berkepanjangan sejak bulan April hingga Mei tahun ini yang menyebabkan hama belalang menyerang tanaman padi para petani. Kondisi ini jika tidak diperhatikan dan ditandatangani secara serius oleh pemerintah maka akan berdampak pada kelaparan.
" Pemerintah harus turun tangan melihat langsung kondisi yang terjadi di lapangan, dan harus secepatnya turun tangan".Ungkapnya
Sementara itu bapak Benediktus Bronvyle selaku wakil ketua BPD Desa Kolisia menuturkan bahwa kondisi gagal panen ini disebabkan oleh curah hujan yang kurang, sementara usia tanaman baru kisaran dua bulan. Jadi kita minta pemerintah untuk tolong perhatikan nasib masyarakat yang terancam kelaparan di situasi pandemi Covid-19 ini.
Ketua FORKOMA Cabang Maumere bapak Viktor Nekur, S.H mengatakan bahwa situasi gagal Panen sudah terjadi sebelum Covid-19 masuk ke kabupaten Sikka, ditambah lagi dengan situasi pandemi Covid-19 ini. Situasi dan kondisi masyarakat sudah sangat memprihatikan. Pemerintah melalui lembaga Ketahanan pangan mesti turun untuk mendata berapa jumlah petani yang terdampak gagal panen.
"Lembaga Ketahanan pangan harus antisipasi dalam situasi kerawanan pangan di kabupaten Sikka ini" tutupunya.(**
penulis Orinus
editor EppyM Photo Istimewa