Borong. Spektrum-Ntt.com || Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) PMKRI Manggarai Timur melaksanakan kegiatan simpossium pendidikan. Kegiatan tersebut berlangsung di aula kevikepan Borong pada Sabtu 25 Januari 2023. Dalam kegiatan itu juga diawali dengan pemberian cendramata oleh Dosen Universitas Katolik Indonesia Mantovani Tapung kepada Forkoma PMKRI Matim dan juga pemda Manggarai Timur. Tema yang diusung dalam kegiatan itu "Generasi Muda Manggarai Timur Unggul Dan Berdampak".
Ketua Forkoma PMKRI Manggarai Timur Yustinus Rani dalam sambutanya mengatakan bahwa dasar utama terselenggaranya kegiatan simposium ini antara lain:
Yang pertama, Fenomena pilihan dalam mengambil jurusan/program studi di Perguruan Tinggi pada kalangan pelajar SMA seringkali atas dasar ikut arus, ikut teman, dll.
Kedua, ledakan jumlah lulusan Perguruan Tinggi di beberapa sektor pendidikan tertentu mempengaruhi kapasitas lapangan kerja di daerah. Realita ini sering kita jumpai dalam seleksi CPNS 3 (Tiga) tahun terakhir dimana lulusan di sektor pendidikan dan kesehatan sangat banyak yang mengikuti test CPNS sementara kebutuhan tenaga kerja yang tersedia sangat terbatas.
Ketiga, kebijakan Kemenpan RB tentang pemberhentian tenaga Honorer di lingkup pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Melalui kebjakan tersebut, ASN di lingkup pemerintah daerah hanya terdiri dari PNS dan PPPK. Hal ini membuat lulusan-lulusan Perguruan Tinggi ke depan tidak mempunyai peluang untuk bekerja di sektor pemerintahan sebagai tenaga honor.
Keempat trend beberapa jurusan tertentu yang tidak linier antara pendidik dan program studi yang diajarkan di satuan pendidikan.
Kelima, Indonesia tengah memasuki era Bonus demografi dimana kelompok usia produktif usia 15-64 mendominasi sektor dunia kerja. Skill/keilmuan generasi kelompok usia ini bakal terserap di dunia kerja manakala ada sinkronisasi dengan kebutuhan pasar dunia kerja. Namun tidak akan terserap bila tak sesuai dengan kebutuhan pasar. Maka menentukan jurusan/program studi di Perguruan Tinggi mesti turut mempertimbangkan peluang kebutuhan pasar di daerah hari ini dan ke depan.
Keenam, era 4.0 sebagai era dimana skill dan produktivitas manusia digantikan oleh teknologi. Beberapa jenis pekerjaan telah diganti dengan teknologi. Pilihan jurusan di Perguruan Tinggi diharapkan dapat pula mempertimbangkan perubahan ini, bila tidak keilmuan yang diiliki berpotensi tidak terserap di dunia kerja ke depan.
Selain itu lanjut Tino, para pelajar yang hadir dalam simposium ini diharapkan mendapatkan informasi yang luas tentang kecenderungan dunia kerja di era bonus demografi saat ini melalui 10 orang pemateri yang dihadirkan.
"Kita berharap, adik-adik yang hadir ini minimal sudah memiliki sedikit bekal informasi tentang kecenderungan kondisi dunia hari ini sebelum mereka menentukan pilihan jurusan atau kampus yang mereka pilih nantinya," ungkapnya.
Sementara wakil bupati Manggarai Timur, Siprianus Habur dalam kesempatan itu mengatakan bahwa mewakili pemerintah daerah dirinya mengapresiasi gebrakan Forkoma PMKRI Matim yang telah menginisiasi kegiatan simposium pendidikan di Manggarai Timur.
"Pendidikan yang konsisten dan berkualitas harus menjadi tanggungjawab kita bersama. Seluruh elemen masyarakat perlu memiliki kesadaran dan sinergitas yang sama untuk mengawal dan terus menyuarakan tentang pentingnya pendidikan dan khususnya bagi para siswa/i SMA yang sebentar lagi akan melanjutkan ke perguruan tinggi," ungkapnya.
Lebih lanjut Wabup Sipri juga mengajak seluruh Siswa/i yang hadir dalam kesempatan itu agar saat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi harus melihat peluang yang ada.
"Baru-baru ini di wilayah kita telah mengeluarkan 896 THL dilingkup Pemda Manggarai Timur. Hal ini harus menjadi bahan permenungan bagi adik-adik SMA bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah daya kreativitas," ajaknya
Adapun sepuluh pemateri yang hadir dalam kegiatan ini diantaranya, Dr, Mantovany Tapung (akademisi UNIKA Santu Paulus Ruteng),Firman de Morin (Ketua Kadin Matim), Heremias Dupa (mantan ketua DPRD Matim), Lucius Modo, (DPRD Matim), Agustinus Rahmanto, ( Dinas ppo ). Yohan Calas ( guru penggerak SMA),Juan Baptista ( Forkoma Matim), Petrus Aleksander Apul ( Bappelitbangda), Marselinus Enggu ( Sekretaris PGRI ).
Penulis: Epoz Ngaja.