TTS.Spektrum-ntt.com || Ruas jalan hotmix Naususu-Nefokoko yang mengalami kerusakan parah sejak tahun 2022 kembali menuai sorotan DPRD TTS karena tidak adanya upaya perbaikan/pemeliharaan dari Pemerintah Daerah melalui Dinas PUPR Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Anggota DPRD Kabupaten TTS, Samuel D. Y. Sanam SH, Dalam Sidang Paripurna Kamis, 30/01/2025 mempertanyakan alasan Pemerintah tidak melakukan perbaikan terhadap beberapa titik kondisi jalan yang nyaris putus akibat longsor sejak tahun 2022.
"Terkait beberapa titik jalan Naususu menuju Nefokoko dan Lilana yang rusak akibat longsor sejak tahun 2022 itu kenapa sampai sekarang belum di perbaiki???" tanya Samuel Sanam kepada Pemerintah Daerah.
Diberitakan Sebelumnya, Baru di kerjakan pada tahun 2022 hingga awal tahun 2023, ruas jalan hotmix Naususu-Nefokoko, di kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), yang menelan anggaran dari DAK Penagasan Tematik 3, sebesar Rp. 10.579.071.000,00, kini mengalami kerusakan serius pada beberapa titik yang berpotensi membahayakan setiap kendaraan yang melintas.
Pantauan media ini, Rabu 18/10/2023, terdapat 3 titik pada ruas jalan hotmix Naususu-Nefokoko yang mengalami kerusakan berat hingga badan jalan nyaris tidak berfungsi.
Pada titik-titik yang mengalami kerusakan juga tidak ditemukan adanya bangunan pelengkap berupa konstruksi penahan jalan yang berfungi untuk menahan tanah di sekitar badan jalan dari pergeseran-pergeseran akibat longsor.
Selain itu, awak media juga menemukan berbagai tambalan hotmix di badan jalan dan juga beberapa titik yang kondisi hotmix nya sudah terkelupas.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten TTS, Melianus Selan, bersama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Junior Bakker yang dikonfirmasi wartawan pada Kamis, 19/10/2023, mengatakan bahwa rekonstruksi ruas jalan Naususu-Nefokoko dikerjakan pada musim penghujan sehingga kerusakan-kerusakan itu tidak bisa Meskipun demikian, perbaikan-perbaikan sudah dilakukan.
"Untuk paket jalan Naususu-Nefokoko waktu kerja itu memang hujan sehingga mengalami kerusakan tapi itu sudah dilakukan perbaikan beberapa kali", Ujar PPK Junior Bakker.
Lebih lanjut PPK, Junior Bakker juga menjelaskan bahwa kondisi tanah yang tidak stabil sebagai penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran hingga kerusakan pada badan jalan.
"Kalau yang longsoran-longsoran itu kita punya penanganan kemarin beta coba kasi timbunan pilihan di situ supaya biar darurat saja yang penting bisa lewat tapi tetap ada penurunan karena tanah belum stabil," katanya.
Mengenai tambalan di badan jalan, Junior Bakker menyebutkan bahwa kondisi tersebut memenuhi syarat dari segi fungsi, kualitas, dan kuantitas.
"Terkait tambalan-tambalan yang ada mungkin teman-teman lihat secara estetika tapi dari segi fungsi, kuantitas, dan kualitas masuk," katanya.
Junior Bakker juga mengatakan bahwa pembangunan ruas jalan Naususu-Nefokoko terus berkelanjutan menuju wilayah kecamatan Nunbena dan sampai dengan saat ini telah menyelesaikan 3 paket pekerjaan ruas jalan hotmix oleh 3 rekanan yang berbeda-beda, juga dengan volume pekerjaan dan plafon anggaran yang tidak sama.
Ditanya terkait besaran anggaran dan volume dari setiap paket pekerjaan, kemudian siapa saja rekanan yang mengerjakan proyek jalan hotmix tersebut, Junior Bakker mengaku lupa dan berjanji untuk mengirimkan data-datanya kepada wartawan melalui Whatsapp, namun hingga berita ini diturunkan, PPK tersebut enggan memberikan data- data yang telah dijanjikan.
Pekerjaan ruas jalan Naususu-Nefokoko yang menelan anggaran sebesar Rp. 10.579.071.000,00 (10, 5 Milliar Rupiah) itu diduga rusak akibat perencanaan hingga pengerjaan yang asal-asalan sehingga belum genap 1 tahun dikerjakan sudah mengalami kerusakan parah. (SN/Mega)