Kupang,Spektrum-ntt.com|| Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menyebutkan bahwa menjadi pejabat jangan bodoh. Pernyataan itu dikeluarkan disebabkan terdapat oknum pejabat yang mengatakan program pengerjaan garam di NTT yang dipanen Presiden Jokowi beberapa waktu lalu kini dinilai mangkrak.
Hal itu direspon Gubernur VBL saat pidato pembangunan Gubernur Nusa Tenggara Timur dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), di Aula El Tari Kupang pada Rabu, 16 Agustus 2023.
"Beberapa waktu lalu ada yang datang di tempat garam, dia sampaikan garam yang dipanen Presiden Jokowi itu terbengkalai, mangkrak. Saya agak kaget juga, maka saya memantau langsung karena saya menjaminkan tempat itu kepada presiden untuk kedepan lahan ini menjadi lahan yang memberikan kontribusi kepada nasional agar kita tidak lagi mengimpor garam. Rupanya yang datang lihat itu tidak mengerti tentang garam, dia pikir garam itu bawa air laut di tambak dijemur lalu jadi garam. Jadi susah kalau orang ini tidak paham tapi dia kasih pernyataan, dan sial yang kasih pernyataan ini pejabat, jadi pejabat jangan bodoh, sudah bodoh jadi pejabat lagi karena dia tidak mengerti tentang garam," pungkas Gubernur VBL.
"Kita terus belajar bagaimana penggaraman di NTT itu bisa produksi dengan baik, anginnya, cuaca, kontur. Ini semua ilmu jadi tidak semata-mata semua air masuk terus jadi garam itu tidak. Semua mineral mana yang disimpan, dibuang, diperlukan itu semua dihitung dalam sebuah teori," tegas VBL.
Dikatakan Gubernur VBL, melihat program garam tersebut berhasil namun masih banyak pandangan menilai program itu tidak berhasil.
"Kita lihat bahwa hari ini kita berhasil, tetapi banyak orang melihat sekian besar itu, kenapa sekian besar itu cuman garamnya sekitar 60 hektar. Kenapa karena sisa lahan itu harus ditampung air untuk penguapan, sampai nanti 60 hektar itu dapat mengkristal dari 25 BE ke 28 BE itu standar untuk sampai menghasilkan garam terbaik," jelas VBL.
Sedangkan terdapat lahan kosong yang ada, Gubernur VBL mengatakan bahwa lahan itu disiapkan apabila musim hujan yang telah tersedia bahan baku tidak terbuang, sehingga lahan kosong itu menjadi tempat penampungan untuk bisa dipakai kembali.
"Sehingga ada yang kosong hari ini orang lihat itu untuk gudang penyimpan, agar tahun depan tidak lagi menampung air baru," tandasnya.
Gubernur VBL pada kesempatan itu mengatakan, cuaca, kualitas air laut dan lahan di NTT juga sangat mendukung produksi garam berkualitas tinggi dengan kadar NaCl mencapai 96 persen.Total luas lahan garam di seluruh NTT adalah sekitar 25 ribu hektar di mana yang baru dimanfaatkan 15 ribu hektar atau sekitar 60 persen.
"Pemanfaatan lahan untuk garam ini dilakukan oleh masyarakat untuk garam rakyat serta investor untuk garam industri. Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) yang tersebar di seluruh NTT dengan total produksi 5.912,11 Ton," jelas Gubernur VBL.
Sedangkan untuk garam industri tersebar di beberapa Kabupaten yakni Kabupaten Kupang dengan total produksi sebanyak 35.000 ton, Kabupaten Nagekeo sebanyak 5.000 ton, Kabupaten Sabu Raijua sejumlah 326 Ton.
Penulis: Nixon Tae