Belu.Spektrum.Ntt.com ||Dugaan pemerasan dan penipuan terhadap calon Veteran yang dilakukan Ketua LVRI Kabupaten Belu, Stefanus Atok Bau dan wakilnya Rovinus Waik dugaan penipuan dan pemerasan uang tersebut dengan janji untuk menjadi veteran.
Para korban mengaku telah menyetorkan uang kepada terlapor sejak 2014 dengan besaran 5 juta sampai 17 juta, namun hingga saat ini tidak ada kejelasan terkait nasib mereka.Kasus dugaan tersebut di laporkan ke Polres Belu pada 15 Maret 2021
"Kami sudah laporkan kasus dugaan pemerasan dan penipuan ke Polres Belu pada 15 Maret kemudian 16 Maret para korban datang ke Polres belu untuk lengkapi bukti - bukti surat. Pada 22 Maret tim pengacara dan para korban kembali mendatangi reskrim Polres Belu tetapi penyidik bilang tunggu saja dulu nanti akan dihubungi untuk gelar perkara," jelas Tim hukum korban pemerasan dan penipuan, Stefen Alves Tes Mau, S.H kepada Tim media Jumat(30/4/2021)
Stefen mengaku 23 April lalu kembali mendatangi reskrim polres Belu tapi jawaban penyidik masih sama tunggu saja dulu.Sedangkan dikatakan Stefen Alves, laporan dugaan pemerasan dan penipuan oleh Stefanus Atok Bau dan Rovinus Waik sudah hampir 2 bulan tapi 18 korban pemerasan sampai hari ini belum dapat kepastian hukum
"Kami minta Kapolres belu dan jajaran segera melakukan gelar perkara terharap laporan para korban pemerasan dan penipuan calon veteran ini, guna kepentingan transparansi penyidikan, kepastian hukum dan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan,"tegas Stefen.
Jangan sampai, beber Stefen, kasus besar seperti ini dibiarkan membeku di meja penyidik. Alat - alat bukti sudah kami lampirkan semua, kenapa sampai sekarang tidak di proses. Ada apa di balik semuanya?
Ditegaskan Stefen Alves, akan kawal sampai tuntas, kami tidak akan membiarkan kasus dugaan pemerasan ini membeku di Polres Belu seperti kasus maek bako dan kasus - kasu besar lainnya yang terendap di meja penyidik. (Tim)