TTS.spektrum-ntt.com || Terkait keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami ratusan pelajar di kota Soe, Kepala SD Inpres Soe, Yermia Haekase, menyampaikan bahwa kurang lebih 40 an siswanya bersama dua guru juga mengalami keracunan MBG yang terjadi pada Jum'at, 03/10/2025.
Hal ini disampaikannya Kepala Sekolah kepada awak media ini diruang kerjanyakerjanya Senin, 06/10/2025
Kepala SDI Soe mengaku MBG yang dikonsumsi pada Jumat, 3 Oktober dikirim terlambat atau waktunya tidak tepat seperti hari-hari sebelumnya
"Kejadian pertama ini, pendistribusian terlambat. Biasanya itu sebelum pukul 09.00 wita makanan sudah ada di SD Inpres Soe. Tapi hari itu pendistribusian nya pukul 11.00 wita, " Kata Yermia
Yermia juga menjelaskan bahwa di SDI Soe sendiri telah dibentuk tim MBG yang terdiri dari guru-guru dan berperan sebagai tester maupun untuk mendistribusikan makanan kepada siswa-siswi
"Ketika pukul 11.00 wita, mobil pengantar MBG tiba di sekolah dan kita lagi menyiapkan untuk membagikan. Sebelumnya ada tim sekolah yang buka. Kita disekolah ada Ketua MBG. Kemudian pendistribusian ke anak-anak sekitar pukul pukul 11.00 wita, " Jelasnya.
Kepala Sekolah juga menyebutkan yang dikonsumsi terdiri dari nasi, semangka, soto ayam, bihun, tempe. Ia mengatakan tidak mengetahui secara pasti kejadian awalnya, namun ada pengakuan dari siswa-siswi terkair aroma makanan yang menjurus ke basi.
"Saya juga tidak mengetahui secara jelas, namun informasi dari siswa-siswi, sebelum mereka makan itu ada aroma sop sudah menjurus ke basi. Namun Anak-anak karena sudah menunggu lama jadi mereka terpaksa makan, " Ujar Yermia.
Jumlah saat ini, Yermia mengatakan kurang lebih 40 an anak yang mengalami keracunan dari total jumlah siswa 166 orang. Ditambah dua orang guru/tester yang juga ikut mencicipi makanan tersebut.
Paska keracunan itu pihaknya menyampaikan untuk menghentikan sementara, agar pihak penyedia boleh di evaluasi terlebih dahulu. Selain itu ia meyakini bahwa orang tua dan murid pasti mengalami trauma.
"Kalau menurut kami, untuk sementara waktu pasti orang tua trauma, pasti anak juga trauma. Sehingga mungkin kita evaluasi baik oleh pemda, sekolah-sekolah, kita evaluasi untuk petugas dapat memperhatikan. Kalau bisa pemberhentian sementara dulu. Setelah evaluasi baru silakan dilanjutkan berdasarkan hasil evaluasi dan rekomendasi, " Harapnya.
Informasi yang dihimpun media ini, semua pasien yang sempat dilarikan ke RSUD Soe sudah dipulangkan usai memperoleh penanganan medis dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang menimpa 384 pelajar, balita, maupun Guru dari berbagai sekolah, atau Paud/TK di kota Soe. (SN/Mega)