Malaka.Spektrum-ntt.com || Kepala Desa As Manulea, Kecamatan Sasitamean bersinergi bersama pemerintah daerah melalui Kepala Seksi Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura, Penyuluh Pertanian dan instansi terkait luncurkan bantuan bagi masyarakat guna mengatasi persoalan yang dihadapi yakni gangguan terhadap tanaman.
Penyakit sosial yang ditakuti para petani atau pekebun adalah adanya organisme pengganggu tanaman (OPT). Hal itu sering terjadi pada tanaman holtikultura (jagung, padi dan kacang-kacangan) yang berusia muda yang selalu dibudidaya oleh petani atau pekebun.
Masyarakat Desa As Manulea belakangan ini dihantui dengan adanya organisme perusak tanaman yang telah merajai hasil bumi milik mereka. Kehadiran organisme tersebut seolah-olah mengancam keberlanjutan hidup masyarakat desa setempat.
Demikian disampaikan Kepala Desa, Oktafianus Kiik, A. Md kepada media ini, Selasa (16/01/24) bahwa,"total luas lahan jagung milik masyarakat Desa As Manulea yang terserang hama sebanyak 12 Ha, yang tersebar pada 10 dusun. Hari ini lahan yang dijadikan giat demonstrasi pembasmian hama seluas 2,5 ha dan sisanya akan dilanjutkan pada esok hari," katanya.
Hari ini Tim pengendalian hama dari dinas pertanian, Kepala BPP Liurai Kec. Sasitamean, seluruh PPL Kecamatan Sasitamean, Kepala desa bersama aparat gelar demonstrasi penanggulangan hama di lahan masyarakat khususnya di lahan Bapak Gabriel Manek, warga dusun Nuntoen, yang juga salah satu anggota Poktan Sinar Oepikan.
Alumni Politani Kupang itu menjelaskan, masyarakat sangat antusias dan berterima kasih karena dengan adanya tanggapan cepat dari pemdes dan Pemda melalui dinas pertanian, sehingga hari ini boleh mengiri tim untuk melakukan tinjauan sekaligus pengendalian hama di lapangan.
Mewakili aparatur desa As Manulea, Okto Kiik menyampaikan terima kasih kepada Pemda dan Distan karena telah merespon pengaduan dari petani, sehingga pada hari ini tim kerja boleh merespon pengaduan dan keluhan dari masyarakat soal hama perusak tanaman.
"Terima kasih buat Ibu Kadis pertanian malaka yang sudah mengutus tim PPOT untuk mengatasi hama pada tanaman jagung di wilayah desa As Manulea," ucap Okto Kiik.
Terpisah, Kepala Seksi Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura, Fransiskus Xaverius Nekin, SP saat dikonfirmasi media ini membenarkan bahwa hari ini pihaknya melakukan demonstrasi di Desa As Manulea karena sebelumnya telah mendapat informasi dari penyuluh pertanian.
"Demonstrasi hari ini dilakukan karena pihaknya mendapat informasi dari pegawai penyuluh pertanian desa setempat bahwa ada gangguan terhadap tanaman milik masyarakat (petani)," katanya.
Sambungnya, mereka (penyuluh, red) menginformasikan bahwa adanya gangguan dan ancaman atas tanaman masyarakat, organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa ulat grayak telah menyerang tanaman jagung para petani di desa setempat.
"Ulat grayak biasanya lebih cepat menyerang tanaman umur muda, dan cenderung bergerak aktif menyerang tanaman jagung pada pagi hari dan malam hari " jelasnya.
Fransiskus menjelaskan bahwa, dinas pertanian bersama tim selalu berupaya untuk menyikapi dan melayani keluhan masyarakat terutama masalah sosial seperti yang dilaporkan oleh para penyuluh pada hari-hari sebelumnya terkait persoalan yang dihadapi masyarakat di lahan pertanian atau perkebunan.
"Dinas pertanian bersama tim pengendalian selalu bersinergi dalam menyikapi setiap laporan yang masuk, baik yang dilaporkan langsung oleh masyarakat maupun yang dilaporkan oleh penyuluh pertanian. Ketika ada informasi yang masuk, tim akan cepat tanggap," ungkap Kepala Seksi Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura itu.
Fransiskus melanjutkan, informasi mengenai organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang tanaman masyarakat telah diterima pihaknya pada, Senin (15/01/24), sekira pukul 12:00 Wita.
Usai mendapat informasi, pihaknya menghimbau kepada masyarakat melalui kelompok tani dan penyuluh bahwa besok, Selasa (16/01/24) akan ada monitoring sekaligus melakukan pengendalian terhadap hama yang menyerang.
"Saat melakukan pengendalian (demonstrasi) tim telah mengantongi diri dengan alat semprot (spryer) dan bahan berupa obat Amabas yang disediakan oleh unit yang ada untuk mengendalikan organisme perusak atau pengganggu tanaman pangan (jagung, padi dan kacang-kacangan). Prinsip kami, kalau ada informasi dan keluhan soal OPT mengganggu tanaman masyarakat, tim akan secepatnya bergerak untuk memberikan pengendalian," ucap dia.
Ketika ditanya soal kelanjutan tindakan pengendalian hari ini, Fransiskus menerangkan, bahwa pada hari ini tim melakukan pengendalian di lahan salah satu anggota Poktan Sinar Oepikan.
"Kegiatan hari ini akan berkelanjutan karena sudah memberikan demonstrasi bagi penyuluh, dan poktan yang menjadi sampel. Bahkan, kelompok tani terdekat lainnya diundang untuk hadir dan saksikan demonstrasi pembasmian hama pada hari ini agar kedepannya bisa lakukan swadaya dana untuk membelanjakan pestisida," tandasnya. (*Novryano/SN)
Editor : Elang Timur-85