JUT Mangkrak Habiskan DD 140.7 Juta, Masyarakat Desa Tasain, Belu Mengeluh

BAGIKAN

BELU.SPEKTRUM-NTT.COM|| Pemerintah Desa Tasain adakan Jalan Usaha Tani (JUT) di Dusun Naba, Desa Tasain, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu dengan kalender kerja 60 hari, pekerjaan jalan usaha tani itu saat ini mangkrak (belum dilanjutkan). Masyarakat Desa Tasain mengeluh dan meminta agar pemerintah Desa Tasain tangani persoalan jalan usaha tani yang mangkrak tersebut. 

Sumber dana proyek Jalan Usaha Tani (JUT) ini berasal dari Dana Desa (DD) 2021, dengan pagu anggarannya sebesar Rp. 198.703.561. Dana yang sudah terpakai adalah Rp. 140.703.561, sisa dananya sebesar Rp. 58.000.000 dan saat ini berada ditangan bendahara Desa Tasain. 

Berdasarkan kalender kerja yang terpampang di papan informasi, yakni 60 hari proyek pembangunan JUT tersebut terhitung sejak 10 September s/d 20 November 2021. Namun hingga hari ini, Kamis (21/04/22) belum ada kelanjutan pekerjaan untuk menyelesaikan JUT tersebut sehingga mangkrak ditengah jalan.

Demikian informasi yang dihimpun media ini saat melakukan investigasi di lokasi pekerjaan JUT sejak, Selasa (15/02/22) sore hingga hari ini, Kamis (21/04/22). 

Salah satu pemilik lahan berinisial TB kepada media (Jumat, 18/02/22) menyampaikan bahwa, pada awalnya masih diadakan pembersihan lahan dengan menggunakan alat berat (exavator), pendistribusian material yang dibutuhkan seperti sertu kali, pasir, batu dan semen guna melangsungkan pekerjaan di lapangan.

"Awal mula saya melihat pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) ini mulai dikerjakan. Secara pribadi saya merasa sangat bersyukur karena Pemerintah Desa Tasain punya perhatian untuk masyarakat yang memiliki lahan di sekitar dusun Naba, setelah beberapa minggu kedepan, saya melihat pekerjaan JUT ini perlahan-lahan mulai macet. Saya tanya salah satu tukang proyek, lalu dia menjawab bahwa kendalanya karena kekurangan material, jadi kami bekerja tidak lancar," TB mengulangi pernyataan tukang proyek itu.

Mengenai persoalan tersebut TB menyatakan bahwa sempat menyampaikan ungkapan kekesalannya melalui kritikan di WhatsApp Grup Desa Tasain soal mangkraknya pengerjaan JUT itu, lalu salah satu perangkat Desa Tasain merespon TB dalam pesan grup WA mereka itu, bahwa sebenarnya pihak pemerintah Desa ingin melanjutkan akantetapi pekerjaan macet dikarenakan cuaca tidak mendukung. 

Menurut TB sesuai kesepakatan awal, lebih mengedepankan tembok penahan untuk JUT, baru dilakukan perapian sekaligus pemadatan dengan menggunakan alat vibro. Namun dalam pelaksanaanya pemerintah desa tidak menghiraukan apa yang telah disepakati. 

"Akses jalan yang sebenarnya umurnya belum sampai 6 bulan, kita lihat hancur total seperti jalan yang sudah dibangun berpuluh-puluh tahun. Cara pemerintah desa membangun jalan seperti ini sangat mengecewakan. Sebab semakin hari JUT ini semakin hancur diterpa hujan deras dengan debit air yang begitu besar dapat merusak jalan serta membawa bahan material yang ada ke dalam lahan petani. Hal itu membawa dampak kerusakan pada jalan dan lahan milik petani. Sebenarnya pembangunan JUT ini sudah bagus namun cara mengeksekusinya saja yang kurang bagus serta dampaknya ditanggung oleh masyarakat," ungkapnya penuh kesal.

TB menerangkan bahwa, ada beberapa titik yang dilintasi tembok penahan namun tidak seutuhnya, terlihat tembok yang ambruk dan roboh. Dititik lain terdapat pula yang belum dibangun tembok penahan. Titik yang belum dibangun tembok penahan tersebut telah dilakukan pemadatan sehingga mengakibatkan lahan petani dipenuhi oleh bebatuan. 

"Semoga pemerintah desa dan pihak-pihak yang terlibat dalam menangani proyek JUT ini bertanggung jawab serta bisa meraih solusi guna menyelesaikan proyek yang mangkrak ini," harap petani itu.

Bendahara Desa Tasain, Agustinus Asa, ketika dikonfirmasi media ini pada Selasa (15/02/22), jam 09:43 malam, menyampaikan bahwa, untuk keuangan proyek ini dananya tutup buku dibagian inspektorat Kabupaten Belu belum dilakukan. Katanya akan ke Inspektorat akan tetapi jadwal Desa Tasainbelum ada. Sehingga sisa dari keuangan proyek tersebut masih berada ditangan Pemerintah Desa Tasain.

"Saya mau setor pulang ke rekening tapi takutnya tahun depan SILPA disuruh bagi. Jadi transfer dana desa (DD) itu dihitung dengan dana SILPA tahun ini terus ditambah lagi dengan dana tahun 2022 ini. Makanya, pemerintah desa ada pikir-pikir konsultasi dengan dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Belu untuk buat surat mengenai batas penyelesaiannya proyek JUT ini berlangsung sampai akhir bulan februari ini," jelasnya.

Menurut Agus, kalau diakhir februari proses penyelesaian proyek JUT ini tidak kelar berarti proyek ini akan mejadi temuan inspektorat. Dana pekerjaan lanjutan proyek JUT ini sementara masih berada ditangan pemerintah desa Tasain (Bendahara Desa) dan belum ada transaksi pembayaran kepada pihak ketiga (kontraktor proyek) dan upah para pekerja tembok penahan (HOK). 

Lanjutnya, volume pembuatan tembok penahan yang belum diselesaikan dalam proyek ini adalah ± 100 meter dan pemadatan JUT menggunakan alat vibro. Saat ini belum bisa dilakukan pemadatan karena vibronya tenggelam.

"Tukang sempat datang panjar uang. Saya juga sempat marah TPK, mereka datang panjar terus ini, (katanya kepada para tukang) kalian periksa dan ukur volume bangunan yang dikerjakan atau tidak?," pinta Agustinus.

Kontrak kerja berlaku sejak tanggal 10 September 2021. Oleh karena dana tahap 3 terlambat masuk ke rekening Desa. Jadi, Kepala Desa pun sempat ragukan hal itu sambil mengeluh.

"ini kalau mereka (pekerja, red) selesai kerja, kita (pihak pemdes) mau bayar pakai uang apa?," Agus mengulang pernyataan Kades.

Kepala Desa Tasain, Amandus Koamesak ketika dikonfirmasi media ini, Rabu (20/04/22) melalui pesan WhatsApp membenarkan hal tersebut.

"Mat (selamat) mlm (malam) jg (juga) adik...untuk sementara di lokasi msh (masih) becek jadi untuk droping bhn (bahan) material ( batu - pasir) belum, semoga hujan cpt (cepat) berenti (berhenti) tentunya kami su (sudah) selesaikan," jawab Amandus melalui pesan WhatsApp. 

Kepala Desa Tasain ini menjelaskan bahwa untuk sementara dirinya belum bisa menjawab keluhan warga. Apabila kondisi tanah telah kering, pihaknya akan melanjutkan pekerjaan yang masih tertunda tersebut.

"Kegiatannya 100% dulu baru bereskan semua material yang berserakan disekitar lahan warga, agar tidak ada lagi pembengkakan atau sisa material yang berserakan," ujar Amandus. 

Dirinya sudah menyampaikan hal ini lewat forum secara lisan saat pertemuan di kantor Desa, bahwa pekerjaan belum selesai karena terkendala denga cuaca.

"Ow iya... mereka harus bersabar. Semoga cuaca bisa berdamai," harapnya. 

Diketahui sumber dana proyek JUT ini berasal dari Dana Desa (DD) 2021, dengan pagu anggarannya sebesar Rp. 198.703.561. Dana yang sudah terpakai adalah Rp. 140.703.561, sisa dananya adalah sebesar Rp. 58.000.000 dan saat ini berada ditangan bendahara Desa Tasain, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu. (*red

- Sponsored Ad - Advertisement

IKLAN

wave logo

Youtube Spektrum-ntt TV

LIVE TV ONLINE

Tekan ESC untuk menutup

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(https://bagicepekdulu.biz/backlink/a2.txt): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found

Filename: public_html/index.php

Line Number: 319

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 319
Function: file_get_contents

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(https://bagicepekdulu.biz/backlink-1/ok.txt): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found

Filename: public_html/index.php

Line Number: 321

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 321
Function: file_get_contents