MAPPI PAPUA. Spektrum-ntt.com || Gugus Tugas Papua sangat berperan penting dalam membangun dan memberantas ketidaktahuan dengan menghadirkan Guru Penggerak Daerah Terpencil di tanah Papua sedikit banyak membantu penuntasan ketidaktahuan dan memberantas buta huruf, khususnya pada Kabupaten Mappi Provinsi Papua.
Guru Penggerak Daerah Terpencil adalah skema ganda multi fungsi yang di rancang oleh Universitas Gajah Mada dan Pemda Kabupaten Mappi untuk menjawab kebutuhan masyarakat di Kabupaten Mappi baik dari segi pendidikan maupun segi perubahan sosial dan lainnya.
Berasal dari kata "Guru Penggerak" dapat kita ketahui bersama tentang kebutuhan yang sebenarnya yaitu kebutuhan akan guru dan sang penggerak dari masyarakat. Dimana tugas guru bukan saja sebagai guru dalam kelas tetapi juga sebagai motor bagi perubahan dimana tempat ia bertugas "Mencerdaskan Dan Menggerakkan ke arah positif, mengubah perilaku konsumtif menjadi produktif". Ini adalah cita-cita besar yang ingin di raih oleh Pemda Mappi.
Proses rekrutmen yang bersifat selektif ini sangat diharapkan menghasilkan tenaga pendidik yang mampu menjawab tantangan dan menyelesaikan persoalan yang timbul dikalangan masyarakat. Dalam keadaan Terpencil adalah sebuah pilihan yang diwajibkan kepada kita untuk penerima karena kehadiran kita untuk mengisi kekosongan guru di wilayah yang terpencil tersebut.
Dalam keadaan terpencil tanpa jaringan telpon bukanlah hal yang mudah dilakukan di masa yang modern ini, belum lagi gaji yang sering terlambat semakin mencekik keadaan, keadaan sekolah yang memprihatinkan dengan ruang kelas yang rusak berat dan rusak ringan serta kekurangan buku dan kesulitan kapur tulis semakin memperparah keadaan, namun hal tersebut tidak menjadikan kami mundur dari garis depan pendidikan Papua.
Konsolidasi dan komunikasi intens adalah langkah terbaik yang perlu dilakukan demi memenuhi kebutuhan serta kekurangan yang berada di tempat tugas masing-masing, memanfaatkan kekayaan alam merupakan alternatif lain setelah proses konsolidasi dan komunikasi tersebut gagal, namun bukan hanya alternatif tersebut yang perlu kita lakukan masih banyak lagi, namun dipilih sesuai dengan kebutuhan, akan tetapi ketika proses tersebut masih juga belum memperoleh hasil yang memuaskan maka perlu adanya "teror" teror bukan berarti tindakan yang jahat namun lebih mengara kepada desakan ke pihak terkait dalam bentuk aksi non fisik salah satunya adalah mengungkap keadaan kepada publik sembari meminta dukungan publik atau "People's of Power".
Berdasarkan beberapa persoalan diatas maka penulis mengajak kepada rekan-rekan Guru Penggerak Daerah Terpencil untuk memaksimalkan waktu dan usaha dimana kita di tugaskan.
Kurangi keluhan yang bersifat individual serta tangisan fiktif anak negeri untuk kepentingan pribadi, "Stop Eksploitasi Keterbatasan" untuk ketenaran. Kekurangan Mereka adalah Kelemahan Diri Kita ingat bahwa kita adalah Guru Penggerak Daerah Terpencil bukan sekedar guru.
Hentikan tangisan yang tidak substansial serta hentikan keluhan karena pada dasarnya "Kita Hadir Untuk Menyelesaikan Masalah Bukan Untuk Mengeluh-eluhkan Masalah".
(*I/editor EppyM photo Istimewa