Jakarta. Spektrum-Ntt.com || Indonesia kembali mendapat sorotan internasional dalam upaya transformasi pendidikan melalui teknologi. Dalam acara Gateways Study Visit Indonesia 2024 yang diadakan di Sanur, Bali, para pemangku kepentingan pendidikan global berkumpul untuk membahas tema "Lebih dari Intervensi Teknologi: Menavigasi Transformasi Pendidikan Indonesia."
Acara ini menegaskan komitmen Indonesia dalam memanfaatkan teknologi guna memperkuat ekosistem pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah (Dirjen PDM) Kemendikbudristek, Iwan Syahril, menyampaikan rasa bangganya atas apresiasi internasional terhadap upaya Indonesia dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem pendidikan. Ia menyebut bahwa Indonesia telah berhasil menunjukkan praktik-praktik baik yang dapat menjadi teladan bagi negara lain.
"Saya harap intervensi teknologi yang kami lakukan, dengan membangun ekosistem teknologi pendidikan, dapat menginspirasi dunia. Teknologi ini mempermudah kerja guru dan kepala sekolah, serta meningkatkan kualitas pembelajaran," kata Iwan dalam konferensi pers.
Acara yang didukung oleh UNESCO dan UNICEF ini juga menjadi forum bagi para ahli pendidikan global untuk membahas bagaimana teknologi bisa membantu menyederhanakan administrasi pendidikan, sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk berfokus pada pembelajaran di kelas. Mark West, Lead dari UNESCO, menyoroti bagaimana teknologi dapat mendorong pendidikan yang lebih interaktif dan efisien.
"Teknologi bukanlah kewajiban, tetapi pilihan yang mampu menjangkau jutaan siswa dan guru di Indonesia. Ini adalah pendekatan yang menempatkan murid sebagai pusat pembelajaran," ujar Mark.
Frank van Cappelle dari UNICEF menambahkan bahwa teknologi tidak hanya menawarkan solusi dalam hal skala dan aksesibilitas, tetapi juga memberikan dampak nyata pada dunia pendidikan. "Indonesia telah memanfaatkan teknologi untuk mengotomatisasi aspek administratif, memungkinkan para pengajar fokus pada hal-hal yang lebih penting, seperti interaksi dengan siswa," jelas Frank.
Acara ini juga mendapat perhatian dari Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU). Ketua Harian KNIU, Itje Chodidjah, mengapresiasi pengakuan internasional terhadap kebijakan pendidikan Indonesia, khususnya Merdeka Belajar, yang sejalan dengan tujuan PBB dalam meningkatkan kualitas pendidikan global.
Acara Gateways Study Visit kali ini juga menyoroti risiko yang muncul dari perkembangan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI). UNESCO menyatakan bahwa mereka akan memformulasikan panduan etika terkait penggunaan teknologi dalam pendidikan, guna memastikan keamanan dan inklusivitas.
Dengan berbagai inisiatif ini, Indonesia semakin menunjukkan peran pentingnya dalam memimpin transformasi pendidikan global melalui teknologi. (SN/Kemdikbud)