Kota Kupang. Spektrum-ntt.com || Kupang-Belakangan ini masyarakat NTT (Kota Kupang) dihebohkan dengan beberapa unggahan video di media sosial terkait antrian panjang masyarakat untuk membeli minyak tanah di beberapa titik yang diinformasikan pemkot kupang.
Beberapa video tersebut diperkuat dengan pemberitaan sebagian media online maupun cetak yang ikut membenarkan terjadinya kelangkaan minyak tanah di kota Kupang.
Kelangkaan minyak tanah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (Kota Kupang) merupakan dampak dari pertemuan kebijakan distrubusi minyak tanah oleh pusat pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Seperti yang dikatakan oleh Cicil (Humas Pertamina Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara).
Pengurangan pendistribusian minyak tanah ke NTT pada tahun 2022 adalah sebanyak 2,02 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kita lihat data pendistribusian minyak tanah pada tahun 2021 itu sebanyak 108.781 kiloliter sedangakan untuk tahun 2022 sebanyak 104.990 kiloliter.
Pengurangan distribusi Ini merupakan langkah keliru yang diambil oleh BPH Migas, dimana peningkatan kebutuhan minyak tanah akan terus terjadi di kota Kupang apalagi menjelang perayaan hari raya Natal dan tahun baru.
Ketersediaan Ironisnya dibulan November hingga Desember hanya tersisa 16,19 persen atau sebesar 15.865 kiloliter.
Terhadap penarikan yang dilakukan tanpa pendasaran yang jelas oleh BPH Migas, GMNI Kupang Melalui Wakil Ketua Bidang Politik,Jacson Markus melawan dasar mendasar BPH Migas melakulan penjualan distribusi minyak tanah ke NTT.
Menurut Jacson,Kebijakan tersebut tidak memiliki pendasaran yang jelas, sehingga GMNI Kupang memanfaatkan kebijakan distribusi distribusi tersebut bagian dari skenario pemerintah untuk menggiring masyarakat agar tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan Kompor gas atau Kompor Listrik.
Sangat disayangkan, sebab sebagian masyarakat belum siap beralih dari pengguna minyak tanah ke kompor gas dan listrik namun semacamnya telah dipaksakan oleh pemerintah saat ini dengan cara pengurangan distribusi minyak, ungkap Jacson.
Penulis : Melki Nenotek
Editor : Kans Tse