SIKKA. Spektrum-ntt.com || Forum bela rasa difabel nian Sikka (Forsadika) melaksanakan kegiatan misa Inklusi dan seminar sehari tentang hak-hak dasar kaum difabel yang berlangsung di Kapela Santo Yohanes Pemandi-Paga, Minggu 6 Desember 2020.
Hadir dalam kegiatan misa dan seminar sehari tentang hak-hak kaum difabel diantara yakni bapak uskup Maumere, Bupati dan wakil bupati Sikka, camat paga, para kepala Desa di seluruh kecamatan Paga, para imam dan biarawan biarawati, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan masyarakat di kecamatan Paga.
Paul FDJ, Ketua panitia pelaksana mengatakan bahwa rangkaian kegiatan hari ini dilaksanakan sebagai bentuk perjuangan akan hak-hak kaum disabilitas. Kegiatan kali ini dipercayakan kepada komunitas Paga difabel (Padi).
Lebih lanjut pak Paul mengatakan bahwa ada 43 orang kaum difabel yang ada di Paga yang terdiri dari 40 orang dewasa, dua orang anak sekolah, dan satu masih anak-anak. Sementara dalam melaksanakan kegiatan ini komunitas Padi bekerjasama dengan 8 Desa di kecamatan Paga untuk melakukan pendataan kaum difabel untuk hadir bersama dalam kegiatan ini.
Dengan kegiatan ini diharapkan agar ada pembentukan komunitas difabel di masing-masing Desa dengan bernaung di bawah orang forsadika sebagai organisasi induk.
Ketua Forum Bela rasa difabel nian Sikka, M. Norma Yunita Ngewi mengatakan bahwa hari disabilitas internasional dirayakan pada tanggal 3 Desember. Karena konsep perayaan dalam bentuk misa inklusi maka kegiatan ini dilaksanakan hari ini minggu 6 Des 2020. Acara misa inklusi ini selalu dihadiri oleh bapak uskup selama 3 tahun berturut-turut dan difasilitasi oleh Caritas keuskupan Maumere.
Organisasi ini berdiri secara resmi melalui akta resmi pada tanggal 29 September 2018.(**/red
penulis Orinus
editor EppyM photo istimewa