Opini Oleh : Didimus F. E. Talan S. Pd., M. Pd.
Jebolan Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta
TTS.spektrum-ntt.com || Sejatinya pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkahlaku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menilik kebelakang jauh sebelum Indonesia merdeka, atau pada masa penjajahan, pendidikan digunakan untuk mendidik manusia agar memiliki karakter yang berakhlak tinggi dan mulia.
Sedangkan dalam dunia pendidikan di era sekarang memiliki tantangan tersendiri dengan adanya pandemi covid-19, dimana tantangan tersebut yang dihadapi oleh orang tua dan guru untuk mendidik anak-anak bangsa dengan baik. Sebelum pandemi covid-19 melanda para siswa dan guru dapat melakukan pembelajaran secara langsung di sekolah dan juga dapat berinteraksi seleluasa mungkin dan juga dapat memberikan perhatian sepenuhnya kepada siswa sehingga proses kegiatan belajar mengajar terlaksana dengan baik.
Namun, seiring berjalannya waktu dengan adanya pandemi covid-19 tentu saja menjadi tantangan terbesar bagi orang tua dimana mereka harus berperan aktif dalam mendidik anak-anak dirumah selayaknya seorang guru dan juga keadaan menuntut para orang tua agar dapat menyediakan fasilitas pendukung dalam hal ini kemajuan teknologi yang dapat membantu proses pembelajaran secara during dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Disinilah kita melihat beredarnya banyak postingan di media sosial yaitu foto dan video bahwa tidak mudah untuk mendidik anak-anaknya sendiri, karena kurangnya pengetahuan orang tua dan juga keterampilan dalam mengoperasi teknologi yang berkembang saat ini apalagi mereka yang berada di daerah terpencil tentu saja mengalami kendala untuk mengakses internet sehingga tidak dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik.
Untuk itu mereka sangat membutuhkan sekolah sebagai tempat untuk menimba ilmu bagi para siswa secara efektif dan tentu saja para guru berperan secara aktif didalam mendidik para siswa.
Dengan adanya pandemi covid-19 ini menyadarkan para orang tua bahwa betapa sulitya mendidik anak-anak, sehingga sebagian besar orang tua khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) menginginkan agar segera kembali melakukan proses pembelajaran secara manual.
Namun sangat disayangkan karena keadaan semakin memburuk akibat pandemi covid-19 sehingga tidak semua sekolah diperkenankan untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara langsung (tatap muka). Berada dalam masa pandemi covid-19 ini juga membuat para orang tua menyadari bahwa betapa sulitnya berbagi peran untuk mendidik anak-anak dan juga kegiatan lain selayaknya orang tua didalam menunjang kebutuhan hidup sehari-hari.
Disinilah teringat dibenak bahwa di era 1990-an ada slogan yang demikian bunyinya: "Di Ujung Rotan Ada Emas" namun di era sekarang slogan itu kini berubah menjadi "Di Ujung Rotan Ada Rutan" sehingga membuat para guru tak berdaya untuk mendidik siswa di sekolah dengan berbagai kebijakan dan memaksa siswa untuk mengikuti era perkembangan teknologi pada saat ini.
Dengan adanya aturan alias HAM juga membatasi guru dalam mendidik siswa, sehingga wibawa seorang guru tidak lagi dianggap sebagai pihak otoriter yang seharusnya disegani dan dipatuhi. Murid menganggap guru mengajar adalah kewajibannya, sehingga kurangnya interaksi antara guru dan murid.
Sebagai penutup, penulis berharap di zaman ini, semoga dengan adanya pandemi covid-19 ini para orang tua dapat menyadari bahwa tidaklah mudah mendidik para siswa di sekolah yang memiliki jumlah yang cukup banyak dengan berbagai macam latar belakang watak yang berbeda dibandingkan dengan mendidik anaknya sendiri dirumah yang hanya memiliki satu watak saja. Semoga dengan berbagai kendala yang dialami orang tua benar-benar menyadari bahwa kedudukan guru saat ini masih layak disebut sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.