TTU.Spektrum-ntt.com || Imanuel Kamlasi, S. Pd., M. Pd, dosen Fakultas Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris pada Universitas Timor (Unimor) Kefamenanu yang juga merupakan Fasilitator Sekolah Penggerak dua kabupaten yakni Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Malaka, bersama pimpinan salah satu SMA beserta staf guru di TTU selenggarakan kegiatan Pokja Manajemen Operasional (PMO) setingkat Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK/Sederajat).
Demikian informasi diterima media ini, pada Sabtu (03/06/23), kegiatan Pokja Manajemen Operasional (PMO) level sekolah tersebut diselenggarakan di SMA Negeri Manamas.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Fasilitator Sekolah Penggerak TTU, Imanuel Kamlasi, S. Pd,. M. Pd, Frederikus W. Salu, S.Fil selalu kepala sekolah serta para guru dan pegawai.
Dalam kesempatan tersebut, Imanuel Kamlasi, S. Pd., M. Pd menyampaikan bahwa, kegiatan PMO adalah program sekolah penggerak yang dilakukan dengan tujuan untuk sama-sama berdiskusi dan saling berbagi (sharing) mengenai masalah-masalah dan solusi yang dihadapi dalam implementasi kurikulum merdeka (IKM).
"Kepala Sekolah dan guru-guru juga merefleksi sejauh mana peran mereka dalam kurikulum merdeka untuk meningkatkan prestasi peserta didik," ucap dosen Bahasa Inggris Unimor itu.
Sementara, Kepala Sekolah SMA Negeri Manamas, Frederikus W. Salu, S.Fil usai kegiatan menyampaikan, pihaknya mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya bagi pemerintah, karena sudah meluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka belajar.
"Kami sangat bersyukur karena SMAN Manamas boleh dipilih sebagai salah satu sekolah penggerak dari 30 SMA di kabupaten TTU," ucapnya.
Sambungnya, ada banyak hal yang ditemukan oleh pihaknya dalam penerapan kurikulum merdeka, yang tentunya sangat bermanfaat bagi peserta didik.
"Yang ditekankan dan diutamakan dalam penerapan kurikulum merdeka itu adalah minat bakat peserta didik yang oleh pendampingan dari fasilitator serta potensi yang dimiliki oleh peserta didik boleh digali," urainya.
Ia menjelaskan bahwa, apa saja yang menjadi kekhasan atau ciri khas dari masyarakat dalam hal ini corak budaya hampir sirna, dan oleh karena pemerintah telah merilis kurikulum merdeka ini, maka budaya tersebut perlu digali guna melestarikan kearifan lokal yang sudah ada selama ini.
"Pihaknya sangat bersyukur karena anak-anak punya kemampuan. Dan dalam pendidikan formal mereka (peserta didik) boleh diberikan ruang untuk mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki," ujarnya.
Penulis/Editor: Novryano