Oelamasi. Spektrum-ntt.com || Proyek pekerjaan jaringan irigasi dengan total anggaran sebesar Rp. 153.376.000,- (seratus lima puluh tiga juta tiga ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) yang berada di Desa Pantai Beringin, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang diduga dikerjakan asal jadi.
Salah satu masyatakat (namanya tidak mau di mediakan) yang ikut mengerjakan proyek irigasi 450 meter tersebut mengungkapkan pasir yang digunakan terlupakan pasir dan campurannya 7 ember pasir x 1 ember semen sehingga kualitas pekerjaan jauh dari harapan. Rabu, (02/11/2022)
Lanjut dia, dari pantauan media bersama sekelompok masyarakat di lokasi tersebut, terlihat hampir di seluruh saluran irigasi yang baru saja dikerjakan.
“Kami yakin ini tidak akan retak tapi akan rusak, apalagi jika benar-benar menggunakan pasir lumpur itu lebih parah lagi saat ini saja bagian lantai irigasi/selokan maupun dinding bagian kiri dan kananya sudah pada retak,” tulisnya.
Sementara itu, warga lain yang turut mengerjakan saluran irigasi tersebut mengatakan sebagai penggguna manfaat, kami tidak merasa puas dengan kegiatan yang ada, yang mana jika dilihat dari pembangunan yang ada, yang jelas proyek tersebut gagal total, karena belum digunakan saja sudah banyak keretakan baik lantai selokan maupun dindingnya.
tidak mau namanya disebut) kalau hasil pekerjaan seperti ini maka sebagai warga masyarakat patut dilupakan dana desa hanya dihabiskan tanpa ada manfaat bagi masyarakat.
“Inikan buang-buang uang, tanpa ada manfaat bagi masyarakat alias mubasir kan sayang uangnya. A lebih baik uang sebanyak itu dibagikan saja kepad masing-masing warga dibandingkan hanya anggaran tanpa ada manfaat,” tandas dia.
Ia menjelaskan dana yang direncanakan untuk volume 450 meter tersebut dengan pembagian volume irigasi 200 meter sedangkan Volume pipanisasi 250 meter memang dalam pelaksanaan pekerjaan volume pipanisasi malah lebih dari yang direncanakan yakni sekitar 50 meter, namun sangat disarankan untuk didiskusikan bersama TPK sudah membelanjakan untuk mengatasi kelebihan volume tersebut.
Menurutnya, tentang penggunaan dana desa, setiap tahun ada saja yang dibangun dan biasaya apabila suatu pekerjaan yang dibangun ternyata tidak ada manfaatnya maka harus ada laporan pertanggungjawaban melalui forum evaluasi agar dicarikan solusi melalui persetujuan bersama, dengan mengucapkn BPD, Pemerintah desa, tokoh masyarakat dan pengelola.
“Tujuannya kan untuk dibahas bersama guna mengambil satu keputusan bersama terkait kelanjutan dari proyek tersebut jika ada kelebihan volume pekerjaan yang dimaksud, dengan berita acara yang merupakan hasil keputusan dari musyawara tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu anggota TPK (Tim Pengelola Kegiatan) ketika dihubungi media ini di lokasi mengatakan kalau dia tidak tahu persi tentang RAB dari kegiatan pembangunan saluran irigasi tersebut.
Karena itu, pemimpin sebagai anggota TPK tidak diizinkan oleh Ketua TPK untuk melihat RAB dan hanya ketua TPK yang boleh tahu tentang RAB tersebut.
“Proses pembelanjaan untuk irigasi ini sebagai anggota tidak diperkankan untuk ikut belanja, karena menurut ketua hal ini tertulis dalam juknis (petunjuk teknis) bahwa sebagai anggota hanya urusan di Lapangan. Yang saya tahu ketua membeli semen sebanyak 300 Sak, pasir dan batu sebanyak 29 rate dan air 9 tengki”, ungkap dia.
Salah seorang warga yang menimpali, sebagai masyarakat kami menilai pekerjaan yang dilakukan oleh pemerintah desa dan pelaksana kegiatan di tahun 2022 ini, tidak ada pengawasan sama sekali dari pihak pemerintah desa maupun masyarakat. Jadi seluruh pelaksanaan kegiatan selokan/parit ini terkesan terkesan.
Kegiatan ini pada mulanya, kami pikir akan membawa manfaat yang luar biasa bagi kami tetapi hasilnya, lantai parit dan dindinya banyak yang tentunya tidak bisa dimanfaatkan alias mubasir.
“Kami berharap agar pemerintah desa dan pengelola proyek ini bisa terbuka kepada masyarakat terkait pekerjaan yang terkesan mubasir ini. Hal ini bisa disampaikan melalui koordinasi koordinasi yang dilakukan setiap bulannya”, pungkas warga desa Pantai Beringin.
Sementara itu, semenjak media turun ke lokasi hingga hari ini, selalu berupaya untuk mengkonfirmasi pihak-pihak terkait namun belum bisa terkoneksi.
(**/tim