ENDE. Spektrum-ntt•com || seorang anak terlahir dalam keadaan cacat tanpa sedikitpun sentuhan kasih dari pemerintah.
Marselina Rengo Danu (9) (Mei) merupakan putiri ke-4 dari janda bernama Sabina Weni, tinggal di sebuah gubuk reot di pinggir pantai, dusun Aepetu, desa Watukamba, Kecamatan Maurole, kabupaten Ende merupakan anak yang sejak lahirnya mengalami buta, lumpuh dan tak dapat bicara.
Untuk membiayai sekolah 3 anaknya, mengurus Mei dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia harus menjual ikan dengan berjalan kaki mengelilingi desa Watukamba, Maurole dan Mausambi.
Kepada mdeia ini, Sabina mengatakan secara khusus dari Pemerintah belum ada bantuan seperpun untuk menangani anaknya. Selasa, (06/07/21).
Iapun menceritakan sampai hari ini jikalau pergi ke Puskesmas harus bayar sendiri, karena belum memperoleh Kartu Indonesia Sehat (KIS).
"Kalau ke puskesmas bayar Rp. 5.000 karena belum ada kis. sakitnya palingan hanya flu, demam biasa. Dia biasa hanya minum sirup" pungkas Sabina.
Dirinyapun menambahkan, bahwa pernah mengeluh akan kursi roda ke salah satu pekerja rohani, namun belum ada jawaban.
" sayapun mengeluh kursi roda ke ibu saat itu, waktu ibu datang kunjung ke sini, supaya bisa dorong, ataupun dia sendiri dorong juga bisa ini. Namun belum ada, mungkin karena covid-19 to," tutur si janda tua ini. (MS/W2) ungkapnya