TTS.spektrum-ntt.com || Aliansi Rakyat Anti Korupsi (ARAKSI) Kordinator Daerah TTS Menyesalkan Sikap Kepala Inspektorat TTS, Jakobias Nahas, SH, Bersama Jajarannya Yang Terkesan Selalu Menghindar Setiap Kali Didatangi ARAKSI Untuk Konfirmasi Sejumlah Persoalan Terkait Indikasi Korupsi Dana Desa.
Kordinator ARAKSI TTS, Doni Tanoen di dampingi anggota ARAKSI Ardy Selan mengkritisi sikap pimpinan Inspektorat TTS bersama jajarannya yang selalu berkelit dari Araksi.
Demikian informasi yang dihimpun media pada, Senin, 04/04/2022.
"ARAKSI sangat sesalkan sikap dari Inspektorat TTS yang berulang kali didatangi namun ketika kita sudah isi buku tamu, tiba-tiba inspektur tidak mau bertemu dengan berbagai macam alasan. Nah ini kan alasan yang di buat-buat karena beliau ada di dalam ruangan, " kesal Kordinator ARAKSI TTS.
Kepada media, Doni Tanoen juga mengisahkan terkait kunjungan ARAKSI ke Inspektorat TTS yang tidak diizinkan bertemu Inspektur oleh beberapa staf.
"Waktu ARAKSI datang pertama pada tanggal 1 april itu tidak diizinkan bertemu pak Inspektur oleh beberapa pegawai dengan alasan beliau baru pulang hadiri pelantikan pejabat di Taman Bu'at jadi masih capek. Sehingga mereka arahkan kita untuk bertemu dengan Kasubag Tindak Lanjut, tapi karena saat itu Kasubag juga alasan sakit jadi kita di janjikan untuk datang lagi pada senin hari ini," kisahnya.
Ia melanjutkan bahwa pada saat ARAKSI kembali untuk menayakan hal itu namun usaha yang dilakukan Araksi, akhirnya sia-sia karena tidak sempat bertemu dengan inspektur.
"Ketika ARAKSI datang lagi pada hari ini, Kasubag Tindak Lanjut alasan masih sakit dan beberapa staf kembali arahkan kita untuk bertemu inspektur. Kepada ARAKSI Inspektur janji untuk bertemu setelah makan siang tapi setelah makan siang inspektur malah sudah tidak berada di kantor, " kesal Doni Tanoen dengan nada kesal.
Adapun tujuan ARAKSI ingin menemui kepala Inspektorat TTS adalah untuk konfirmasi beberapa hal berkaitan dengan tindak lanjut dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang di keluarkan oleh Inspektorat TTS Terhadap beberapa Desa yang ada temuan tapi sampai dengan saat ini tidak ada tindak lanjut.
"Hasil investigasi ARAKSI menemukan beberapa LHP DD yang tidak di tindak lanjuti oleh Inspektorat meskipun ada temuan. Contohnya Desa Eno Neontes, Kecamatan Kuatnana. LHP yang ada temuannya mencapai 400 juta'an. Ada 2 sumur bor dan 1 embung yang tidak bermanfaat sampai dengan saat ini. Tapi kemudian Inspektorat TTS diam saja, " jelas Kordinator ARAKSI TTS itu.
ARAKSI juga menyebutkan Inspektorat TTS telah melakukan audit khusus terhadap penggunaan Dana Desa tahun 2019 hingga 2020, dimana terdapat banyak temuan namun hal itu kemudian di diamkan oleh lembaga audit tersebut.
"Contoh Inspektorat melakukan audit khusus terhadap penggunaan DD tahun 2019. Desa Oinlasi, Kecamatan Ki'e. ada LHP yang memuat sejumlah temuan tapi tidak ada tindak lanjut. Kemudian Desa Fatukoko, Kecamatan Mollo Barat juga, " pungkasnya.
Selain itu, ARAKSI juga ingin bertanya kepada Inspektorat TTS terkait 137 Desa yang akan mengikuti pilkades serentak jilid IV pada juni 2022. Apakah 137 Desa itu sudah di audit atau belum? Dan terhadap 137 calon kepala Desa incumbent, kalau sudah di audit, apakah ada temuan atau tidak??? Dan kalau ada temuan, bagaimana tindak lanjut dari Inspektorat???.
ARAKSI TTS juga ingin membangun komunikasi dengan inspektorat TTS sebagai lembaga audit internal Pemda untuk memutus mata rantai korupsi Dana Desa di TTS. Namun sayangnya hal tersebut tidak mendapat respon baik dari Inspektorat.
Akhirnya ARAKSI bertanya-tanya bahwa ada apa sehingga Inspektorat TTS menghindar setiap kali didatangi ARAKSI???.
Kepala Inspektorat TTS, Jakobias Nahas yang hendak di konfirmasi wartawan mengatakan dirinya sedang sibuk kemudian langsung mematikan sambungan telepon seluler.
Penulis : Mega