ENDE .Spektrumntt.com || Buku Karya Elias Cima salah satu Dosen Sekolah Tinggih Pembangunan Masyarakat (STPM) St. Ursula Ende dengan Judul "Masyarakat Mbay dalam Sengketa Pembangunan Saluran Irigasi Mbay Kiri" dibedah bersama civitas akademika dalam sebuah Forum Seminar Bedah Buku, yang berlangsung di Aula STPM St. Ursula Ende pada Sabtu (29/08/2020)
Hadir sebagai pembicara dalam seminar bedah buku tersebut adalah Pater Carles Beraf, Primus dan Paskalis X Hurint
Penulis buku Elias Cima kepada media ini, mengatakan buku tersebut adalah salah satu bentuk sumbangsi dari pihak kampus untuk pemberdayaan masyarakat berdasarkan hasil penelitian agar mampu mendorong program perencanaan yang menguntungkan kepentingan masyarakat setempat
Dikatakan Elias Cima, dalam buku ini juga membedah konteks tanah yang menjadi penghambat pembangunan di kabupaten Nagekeo, sehingga pemerintah diharapkan agar dapat melakukan kajian dan riset yang lebih objektif sebelum mengeluarkan kebijakan pembangunan kepada masyarakat, kajian atau riset yang objektif tidak akan menghambat proses pembangunan kedepan
"Kalau berbagai kebijakan pembangunan tidak berbasis riset, itu akan menciptakan persoalan atau kendala di lapangan, Sehingga kita berharap riset harus dijadikan dasar daripada kebijakan pembangunan, asal riset harus bonafit, ini soal pertanggung jawaban secara etik dan moral dan jangan ada riset titipan" Jelas Elias Cima
Pihaknya berpendapat dalam buku ini juga mengulas terkait dengan kebijakan pembangunan dimasa lalu yang menjadi korban adalah masyarakat lokal di wilayah setempat
"Mengurai Mbai kiri itu tidak hanya soal kepemimpin atau leadership, namun lebih dari itu soal kemampuan menangani masalah, pembangunan berbasis masyarakat atau komunitas sehingga di saat pergantian kepemimpinan tidak meninggalkan masalah" Terang Elias
Elias Cima juga menginginkan pembangunan disusun bersama komunitas - komunitas masyarakat sehingga dapat meminimakisir masalah yang akan muncuk di kemudian hari
Dirinya juga mengatakan potensi Mbay kiri sangat luar biasa untuk kepentingan masyarakat, dan jangan sampai konflik horisontal diciptakan secara terus menerus sehingga masyarakat lokal jadi korban
Pihaknya mengharapkan harus ada pemetaan dan penataan kembali irigasi, sebab irigasi itu menjadi sumber ekonomi, dan sektor lain seperti garam dan sebagainya menjadi faktor pendukung(**/red
penulis A Aku Suka
editor EppyM photo istimewa