Borong. Spektrum-ntt.com || Manggarai Timur kini sudah memasuki usianya yang ke-15. Sebagai suatu Kabupaten baru tentunya tak luput dari soal kendala dari berbagai hal sehingga dapat mengakibatkan angka kemiskinan meningkat ataupun tak berubah-ubah. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor mendasar yaitu, Sumber daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), infrastruktur dan juga berkaitan dengan masalah covid-19.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik bahwa Indeks kedalaman Kemiskinan Kabupaten Manggarai Timur dari tahun 2019-2021 diantaranya:
2019: 4.74, 2020: 4.50, 2021: 4.96
Sedangkan untuk Indeks Keparahan Kemiskinan dari tahun 2019-2021:
2019: 1.15, 2020: 0.99, 2021: 1.32
Untuk Persentase penduduk miskin di Manggarai Timur dari tahun 2019-2021:
2019: 26.49%
2020: 26.52%
2021: 26.50%
Pada upacara apel HUT Manggarai Timur yang ke-15 Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas dalam Sambutanya mengatakan bahwa penurunannya angka kemiskinan diwilayah Manggarai Timur kurang signifikan karena memang sejak 2020 seluruh Negara dilanda oleh pandemi Covid-19. Oleh karena itu Pemerintah daerah berkomitmen untuk menekan penduduk miskin di Manggarai Timur melalui berbagai intervensi pembangunan. Baik pembangunan fisik maupun bantuan langsung kepada penduduk miskin.
Menanggapi hal itupun Tarsan Talus salah seorang politisi Nasdem saat dimintai keterangannya terkait angka kemiskinan yang masih stagnan di Manggarai Timur, mengatakan Soal kemiskinan, baik kedalaman maupun keparahan kemiskinan di Manggarai Timur dihubungkan dengan covid 19 tentu sedikit banyak ada korelasinya namun pastinya tidak terlalu signifikan. Karena kalau mau didalami, pandemi covid-19 itu baru kemarin, tapi masyarakat Matim itu sudah dari dulu.
"Kalau hemat saya, faktor penyebab utama kemiskinan di Manggarai Timur yang diukur dengan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan itu adalah karena beberapa faktor utama yaitu pertama adalah buruknya infrastruktur yang mengakibatkan laulintas pertukaran barang dan jasa tidak lancar dan boleh dikatakan sedikit terhambat. Faktor kedua adalah tentu sangat erat kaitanya dengan pendidikan. Rendahnya angka partisipasi sekolah di masa lalu tentu meninggalkan jejak dan mewarisi kisah terhadap generasi selanjutnya. Termasuk yang dialami oleh Manggarai Timur hari ini", ungkapnya.
Iapun menjelaskan bahwa Data Infrastruktur jalan di Manggarai Timur dari 1281.29 KM diantaranya:
Yang sudah Hotmix : 37.7 KM atau 2.94%
Yang sudah lapen : 686.61 KM atau 53.59?n itupun banyak yang sudah rusak.
Yang sudah Telford: 516.98 KM atau 40.35%
Yang masih Tanah : 40 KM atau 3.12%
Sementara untuk data angka pengangguran yaitu Untuk Tingkat pengangguran pada tahun 2011 berkisar pada angka 2,81%, tahun 2015 mengalami penurunan yaitu 2,18%, hingga tahun 2019 mencapai 0,95% namun pada tahun 2020 mengalami peningkatan yaitu mencapai 2,10% Pada tahun 2021 mengalami penurunan yaitu 1.96?n tahun 2022 1,89%.
Ia juga berharap bahwa tentu ini menjadi masalah yang sangat serius untuk Manggarai Timur hari ini dan generasi kedepannya. Pengambil kebijakan atau pemimpin ke depan harus pandai menelaah apa akar soalnya terkait dengan kemiskinan di Manggarai Timur ini, serta cakap dan cerdas dalam mencari terobosan serta solusi yang tepat dan benar dalam mengatasinya. Untuk bisa menyelesaikannya harus memenuhi dua unsur utama yakni cerdas secara konseptual dan benar dan cepat dalam aksi.
Penulis : Epoz Ngaja
Editor : Kans Tse