SIKKA. SPEKTRUM-NTT.COM || Puluhan rumah warga Di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka terendam banjir Rob Semenjak beberapa hari yang lalu.
Pantauan Media, lokasi yang paling parah diterjang banjir Rob atau banjir air laut yakni di RT 05 - 06 RW 04 dan di RT 10 RW 02.
Hal ini dibenarkan oleh Lurah Kota Uneng, ibu Elisabeth Bergita Rihi. Ibu Bergita ketika dihubungi via telepon mengatakan bahwa terdapat 56 Kepala keluarga yang rumahnya direndam banjir air Laut diantaranya yakni RT 05 sebanyak 22 KK dan RT 06 sebanyak 34 KK sementara untuk di RT 10 RW 02 datanya belum dikirim.
Ibu Lurah mengatakan bahwa untuk KK yang rumahnya terendam banjir air Rob, masih tetap menetap di rumahnya masing-masing, sementara untuk memastikan kondisi riil dilapangan pihaknya bersama Babinkamtibmas dan Wakapolsek akan berkunjung ke lokasi.
Maria Ima, warga RT 10/RW 02, Kelurahan Kota Uneng mengatakan bahwa akibat terjangan banjir Rob semalam menyebabkan rumahnya rusak parah dan ia bersama suami dan anak-anak nya terpaksa harus tinggal sementara di rumah keluarga.
Ibu Ima yang keseharian nya berprofesi sebagai tukang Gerobak mengharapkan kiranya pemerintah segera memperhatikan rumahnya yang roboh tersebut dan segera memasang turap penahanan di wilayah pesisir tersebut.
" Saya ini setiap hari dorong Gerobak. Hasil sehari hanya cukup untuk beli makanan. Rumah kami rusak dihantam air laut. Mohon pemerintah bantu kami ini pak. Untuk sementara kami terpaksa harus pindah ke rumah keluarga karena rumah kami tidak nyaman lagi untuk tinggal ".
Gervasius Agustus Welung, Warga RT 10 RW 02 kelurahan Kota Uneng ketika dimintai keterangan nya dilokasi mengatakan bahwa kondisi permukiman warga akibat terjangan banjir Rob sangat memprihatinkan. Sampai saat ini belum ada pihak pemerintah datang ke lokasi untuk melakukan pendataan terhadap warga yang terkena dampak.
Gervas mengatakan bahwa Kondisi seperti ini hampir setiap tahun terjadi. Pemerintah terkesan apatis terhadap situasi ini. Pihaknya hanya berpasrah dengan kondisi yang hampir setiap tahun ini terjadi.
" Kami pasrah terhadap situasi ini pak. Kondisi kami memang seperti ini dari tahun ke tahun ketika air laut datang. Tidak ada solusi permanen dari pemerintah menghadapi situasi ini"(**/red