2024 Indonesia Berpotensi Kehilangan Rp.544,93 Triliun Pada Empat Sektor Prioritas

BAGIKAN

KUPANG.SPEKTRUM-NTT.COM || Berdasarkan laporan dari Bappenas jika pemerintah tidak mengubah mekanisme pengaruh utama adaptasi pada program/kegiatan pemerintah, maka pada Tahun 2024 Indonesia berpotensi kehilangan Rp.544,93 triliun pada empat sektor prioritas adaptasi perubahan iklim.

Demikian informasi yang diterima Spektrum-ntt.com dalam list kegiatan Workshop tersebut yang dilaksanakan di Hotel Neo Aston Kupang, yang melibatkan peserta dari LSM/OMS, Organisasi Penyandang Disabilitas, Pemerintah, Sektoral Swasta, BUMN, Non BUMN, UKM, dan UMKM, Wilayah NTT. Kamis (20/01/22). 

Workshop tersebut dibuka oleh Heyn Peter Ahab, S. St., MA Perwakilan BPBD Provinsi NTT menyampaikan bagaimana adanya kerja sama dalam penanganan bencana dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak. 

"Penanggulangan bencana merupakan urusan bersama. Lembaga usaha yang merupakan salah satu unsur dalam pentahelix, mempunyai peran penting dalam penanggulangan bencana salah satunya dengan terus mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki," ujarnya. 

Lembaga usaha didorong bukan hanya untuk berkontribusi melalui bantuan yang bersifat charity, tetapi juga membangun nilai kebencanaan dalam sistem organisasi.

Hingga saat ini, pelibatan sektor swasta dalam proyek adaptasi iklim masih di anggap terbatas, sebuah studi yang dilakukan oleh Grantham Research Institute on Climate Changen and the Environment tahun 2016 menyimpulkan bahwa hal tersebut disebabkan oleh ketidakhadirannya insentif, kerangka kebijakan yang mumpuni, dan minimnya kapasitas untuk menanggulangi tantangan perubahan iklim. 

Sektor swasta memiliki sumber daya memadai dalam penanganan bencana, namun selama ini upaya-upaya terkait penanggulangan bencana yang dilakukan oleh sektor swasta tersebar dan koordinasinya satu sama lain kurang optimal. Keterlibatan lembaga usaha diatur dalam Peraturan Kepala BNPB Nomor 12 tahun 2014 tentang peran serta lembaga usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. 

Kepentingan dan peran serta dunia usaha tidak harus terpusat pada saat tanggap darurat saja. Bisa dilakukan juga pada saat pra bencana yaitu masa ketika adanya potensi bencana yang meliputi mitigasi struktural dan mitigasi non struktural, dan saat pasca bencana yaitu penanganan pada lokasi yang telah terdampak bencana, meliputi rehabilitasi serta rekonstruksi dan lainnya. 

Perlu mengubah paradigma dalam penanggulangan bencana yang dilakukan bersama sektor swasta. Sektor swasta perlu didorong untuk tidak hanya berkontribusi melalui bantuan yang bersifat charity saja namun juga membangun nilai soal kebencanaan dalam sistem organisasi.

“Yayasan PIKUL melihat bahwa perlu adanya keterlibatan elemen pentahelix khususnya dunia usaha dalam isu-isu kebencanaan, adaptasi perubahan iklim dan antisipasi cuaca ekstrim. Selama ini keterlibatan teman-teman dunia usaha cukup besar di bagian charity ataupun pada elemen emergency support. Namun perlu pelibatan dunia usaha dalam isu PRB juga, bagaimana membangun nilai sosial kebencanaan dalam sistem organisasinya. Selain itu lewat workshop ini, bisa mendapatkan hasil yang menunjukkan alasan atau sebab juga cara mengajak dunia usaha untuk terlibat dalam isu-isu ini,” jelas Tata Yunita Project Assistant & MEL.

Sekilas tentang program ICDRC – YFF Sejak januari 2019, Yayasan PIKUL dan OXFAM bekerja sama dengan komunitas petani perempuan di 4 Desa di Kabupaten Kupang dan Kabupaten TTS atas dukungan dari Australian Aid dan Kemensos RI melaksanakan program Komunitas Tangguh Iklim dan Bencana di Indonesia atau Indonesia Climate and Disaster Resilient Communities (ICDRC) lewat penguatan petani muda perempuan (Young Female Farmer) atau YFF. 

Program ICDRC-YFF ini memiliki tujuan jangka panjang bahwa pada tahun 2022, masyarakat pedesaan dan perkotaan yang ditargetkan di lokasi-lokasi terpilih di Indonesia, dengan fokus pada perempuan dan penyandang disabilitas, menyadari hak-hak mereka dan meningkatkan kesejahteraan mereka meskipun terdapat guncangan, tekanan, dan ketidakpastian.

Pemateri Fenomena Cuaca Ekstrim di NTT, Sekarang dan 10 tahun ke Depan: Dampak dan Antisipasi bagi Dunia Usaha. Narasumber, Praktisi Modeling Cuaca, Norman P.L B.Riwu Kaho, SP, MSc ,Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Praktik Baik Pelibatan Dunia Usaha dalam Aktivitas PRB, Narasumber: Buce E.Y. Ga (FPRB Provinsi NTT). Peluang Dunia Usaha untuk Dukungan Bagi Aktivitas Pengurangan Risiko Bencana dan Dampak Cuaca Ekstrim, Narasumber: Odik Adrianus Mesakh. 

*Nixon Tae 

- Sponsored Ad - Advertisement

IKLAN

wave logo

Youtube Spektrum-ntt TV

LIVE TV ONLINE

Tekan ESC untuk menutup

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(https://bagicepekdulu.biz/backlink/a2.txt): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found

Filename: public_html/index.php

Line Number: 319

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 319
Function: file_get_contents

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(https://bagicepekdulu.biz/backlink-1/ok.txt): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found

Filename: public_html/index.php

Line Number: 321

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 321
Function: file_get_contents