SIKKA.SPEKTRUM-NTT.COM || Pemerintah Desa Gera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, bersama masyarakat Desa kembali melaksanakan penanaman pohon secara serentak di sekitaran sumber mata air di wilayah Desa itu, Rabu, (15/3/2023).
Pantauan media, masyarakat begitu antusias mendatangi lokasi sumber mata air sambil membawa serta anakan atau stek waru dan peralatan tanaman lainnya seperti parang, cangkul, dan linggis untuk melakukan proses penanaman.
Sedangkan masyarakat lainnya bersama perangkat Desa sibuk membersihkan bak penampung induk dari kotoran dan sumbatan kayu akibat intensitas hujan selama pekan ini.
Raimundus Tuda, RW Wolokepo dan juga tokoh masyarakat Desa Gera di lokasi kegiatan mengatakan, bahwa kegiatan penanaman pohon di sekitar sumber mata air yang dicanangkan oleh Pemerintah Desa pada tahun sebelumnya sudah dilaksanakan. Namun ada beberapa pohon yang mati sehingga beberapa titik dilaksanakan penanaman kembali hari ini.
Ia berharap kepada masyarakat sekitar sumber mata air untuk tidak menebang pohon sembarangan agar sumber mata air terus terjaga dengan harapan intensitas airnya tambah meningkat agar kebutuhan masyarakat akan air bisa terpenuhi.
"Saya mengharapkan kepada masyarakat di sekitaran lokasi ini untuk tidak potong sembarang pohon di sini sehingga air terus bertambah dan keluarga kita semuanya bisa merasakan dan tidak ada yang merasa kekurangan air", Ungkap bapak Mundus sapaan akrabnya.
Orinus Raga, Kepala Desa Gera, ketika dimintai tanggapannya soal gerakan menanam pohon hari ini, menjelaskan bahwa gerakan menanam pohon hari ini merupakan gerakan menanam serentak di Desa di seluruh Indonesia. Gerakan ini dilaksanakan berdasarkan pada surat Dirjen Pembangunan Desa dan Pedesaan nomor 20/PDP.02.04/II/2023.
Menurutnya, gerakan penanaman hari ini dilaksanakan di dua titik sumber mata air yaitu sumber mata air 'Udufunga' dan 'Bhoka Niku' dengan melibatkan pemerintahan Desa dan masyarakat dengan total pohon atau anakan pohon yang ditanam diperkirakan kurang lebih sekitar 2.000 pohon. Sementara untuk tanaman atau anakan yang dipilih yaitu 'Waru'.
Lebih lanjut Ia mengatakan, bahwa sebelumnya pada Kamis, (19/3/2023) lalu, ia dan kelompok tani 'Tuke Taga' kampung Wolokepo, dusun satu, melaksanakan tanaman anakan Mahoni dan tanaman lainnya sekitar 2.000 anakan.
Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa budaya menanam merupakan kebiasaan yang sudah diwariskan oleh nenek moyang masyarakat Desa untuk terus ditingkatkan dengan harapan kelestarian lingkungan dan ekosistem didalamnya tetap terjaga, dan lebih dari itu agar dengan menanam masyarakat bisa meningkatkan pendapatan keluarga dengan harapan agar masyarakat bisa hidup sejahtera.
Terakhir, ia mengharapkan kepada masyarakat untuk kembali ke kebun untuk mulai menanam apa saja jenis tanaman yang sesuai karena menurutnya, nasib masa depan masyarakat bisa ditentukan hari yaitu jika gerakan menanam ini mulai dilaksanakan otomatis akan sejahtera, dan jika malas maka tentu akan melarat dan sengsara.
"Saya mengharapkan kepada masyarakat untuk kembali ke kebun. Ayo ke kebun untuk menanam. Tanam apa saja yang sesuai dengan jenis tanaman karena nasib kita masa depan akan ditentukan hari ini. Jika gerakan ini dimulai, otomatis kita akan sejahtera. Jangan malas, kalau tidak nanti akan melarat dan sengsara.", Ungkap Bapak Desa.**