Borong, Spektrum-Ntt.com||Proses pemilihan Panitia Pemungutan Suara (PPS) di wilayah Manggarai Timur dinilai diskriminasi. Pasalnya bahwa tidak adanya keterbukaan nilai dalam proses seleksi baik dalam tes tertulis maupun tes wawancara.
Seperti hal yang disampaikan oleh KS asal Elar yang ikut dalam tes PPS mengatakan bahwa dirinya sangat kesal dengan sistem penilaian yang dilakukan pihak KPU. Sebab tidak ada keterbukaan dalam proses penilaian. Apalagi dalam tes tertulisnya sistem manual sehingga pengaruh orang dalam sangat besar atau nepostismenya itu sangat tinggi.
"Jujur saja saya sangat kecewa dengan proses seleksi PPK di wilayah Manggarai Timur. Sebab sistem seleksinya masih menggunakan sistem manual sehingga tidak ada keterbukaan dalam proses penilaian", ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang peserta dari Lamba Leda yang namanya enggan di mediakan mengatakan, pelaksanaan perekrutan calon PPS yang dilakukan oleh KPU Manggarai Timur hanyalah sebagai formalitas semata, karena lembaga tersebut tidak berani mempublish rekapan nilai peserta ujian tertulis.
"Kalau begini caranya, pendaftaran calon PPS tidak usah dibuka untuk umum, lantik saja kerabat-kerabat dekatnya, atau orang titipan dari kalangan pejabat di wilayah Manggarai Timur itu," ujarnya dengan nada kesal.
Menanggapi hal itupun ketua KPU Manggarai Timur mengatakan bahwa proses seleksi PPS diwilayah Manggarai Timur sudah dijalankan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Semua peserta yang lolos merupakan orang-orang yang punya potensi dari wilayahnya masing-masing.*