Malaka. Spektrum-Ntt.com //Calon Bupati Petahana, Stefanus Bria Seran dengan tegas menyatakan dalam debat publik, Rabu (4/11/2020) bahwa dirinya bersama pasangannya Wendelinus Taolin (red, SBS-WT) tidak akan membangun kantor bupati dan rumah jabatan jika terpilih nanti.
Dalam debat yang disaksikan ratusan ribu pasang mata itu SBS mengaku, ia bisa berkantor di mana saja, misalnya di bawah pohon.
Atas pernyataan SBS ini, warga Dapil III Desa Sanleo Kecamatan Malaka Timur pun bertanya-tanya dengan kesal ketika Dr. Simon Nahak, S.H., M.H dan Louse Lucky Taolin, S.Sos (SN-KT) mulai berkampanye, Kamis (5/11).
Pasangan Calon SBS-WT Dalam Debat Publik Calon Bupati Dan Wakil Bupati Malaka 2020 (Sumber: KPU/RRI)
Pantauan media, Calon Wakil Bupati Kim Taolin -di hadapan warga- mengoreksi pernyataan paket Petahana ‘Kantor bupati tunggu Bupati ketiga yang akan bangun’.
Kim Taolin menyatakan, ketika diberi mandat oleh rakyat maka paket SN-KT akan membangun kantor bupati dan rumah jabatan di tahun pertama.
“Tahun pertama, mau tidak mau suka tidak suka, (kami) akan terlebih dahulu membangun kantor bupati dan rumah jabatan, dan pembangunan infrastruktur lainnya yang berhubungan dengan kepentingan rakyat,” beber Kim Taolin.
Lebih lanjut, kepada media, Cawabup Malaka Kim Taolin menyampaikan, program kerja paket SN-KT secara keseluruhan ada dalam Program SAKTI.
Ia menjelaskan, salah satu cakupan program SAKTI adalah program air bersih yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat Malaka pada umumnya dan lebih khusus masyarakat dapil III.
“SN-KT akan melakukan pendataan semua sumber mata air di titik dapil III untuk disambungkan pipa sehingga air dapat dialirkan ke seluruh masyarakat dapil III tanpa harus menunggu ‘tangki pilih kasih’ yang memenuhi kebutuhan masyarakat tertentu,” papar Kim, Putera Alm. Ludovikus Taolin ini.
Sementara Dr. Simon Nahak, S.H., M.H dalam orasi politiknya mempertegas agar masyarakat menghindari politik uang.
Simon Nahak juga menyinggung kekerasan yang dilakukan oleh Tim Petahana terhadap SIS PSI dan Wartawan media yang bekerja sama dengan paket SN-KT dalam peliputan selama masa kampanye.
“Wartawan saya dipukuli dan anak-anak perempuan saya dilempari oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, yang saat ini belum ditahan. Cepat atau lambat mereka akan ditangkap satu per satu,” ungkap Simon Nahak.
Saat disinggung tentang debat publik, Simon Nahak mengakui bahwa pada saat berdebat Paket SN-KT telah menyajikan VISI berupa terwujudnya kabupaten yang berbudaya, mandiri berakhlak dan berkeadilan yang sejahtera, serta MISI yang akan ditempuh melalui program SAKTI.
Dirinya paham akan VISI dan MISI paket SN-KT sehingga tidak perlu menyimak catatan sampai berkeringat.
“Saya tidak perlu nyontek saat berdebat. Saya tidak perlu melihat catatan pada saat berdebat dan tidak perlu berkeringat saat berdebat,” kata Simon Nahak mengakhiri. (Tim/Red)