MALAKA. SPEKTRUM-NTT. COM II Plt Kepala Kantor Agama Jemianus Bouk Metom, S.Fil hadir dan membuka Kegiatan Pembinaan Guru Mata Pelajaran (GMP) Pendidikan Agama Katolik (PAK) tingkat menengah di Aula Paroki Kristus Raja Seon, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Demikian informasi dihimpun media ini, Selasa (17/05/22) saat berada di lokasi.
Kegiatan tersebut mengusung tema melalui, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) Tingkat Menengah kita lanjutkan transfirmatika pelayanan umat demi penguatan generasi beragama.
Kegiatan tersebut diawali dengan acara penjemputan dengan tarian likurai yang dibawakan oleh siswa-siswi SMA Negeri Malaka Timur.
Adapula beberapa item kegiatan pendahuluan yang dilakukan seperti, pengalungan bagi Plt. Kepala Kantor Agama Kabupaten Malaka dan staf lainya yang diwakili oleh Ketua MGMP Florentina Bouk S. Ag. Usai pengalungan serta dilanjutkan dengan ibadat sabda yang di pimpin oleh Frater TOP.
Plt. Kepala Kantor Agama Kabupaten Malaka, Jemianus Bouk Metom, S. Fil dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa, semua orang hebat karena guru atau perumpamaan ini mau menunjukan bahwa kepribadian guru itu dipandang sebelah mata tetapi dengan apa yang dimiliki ia bisa menumbuhkan kehidupan yang ada merupakan generasi.
"Kalau kita tertarik lagi ke guru agama memang tidak hebat tapi di mana-mana pasti ada guru agama tentu ada guru agama yang menjabat sebagai kepala sekolah, bendahara dan lain sebagainya karena guru agama itu memang jujur," ungkapnya.
Dikatakan Plt. Kepala Kantor Agama, memang guru agama semua interaksinya tinggi itu pandangan semua kita tarik ke beberapa kasus kita satu bulan lalu pernah viral kasus pembunuhan di Bakateu dan juga pernah viral kasus pemerkosaan anak dibawah umur yang notabenenya adalah siswa salah satu SMP di wilayah Kecamatan Malaka Tengah.
"Kasus pembunuhan itu sangat kaitanya dengan mata pelajaran pendidikan agama Katolik kasus pemerkosaan erat kaitannya juga dengan mata pelajaran agama Katolik, benar bahwa yang melakukan bukan siswa kita, benar bahwa yang bersangkutan ada motif motif terselubung yang guru tidak tahu tapi menurut saya ada korelasi ada hubungan antara yang dibuat di lingkungan masyarakat dengan apa yang terjadi di dalam sekolah," tandasnya.
Lanjutnya, syukur karena si korban pemerkosaan itu bukan karena siswa atau anak yang dari sekolah anda mengajar atau memberi ilmu, seandainya itu adalah siswi anda berarti sudah menunjukkan bahwa output yang dihasilkan lemah walaupun dia korban. Tetapi output kita lemah ini merupakan refleksi yang harus dipikirkan mulai hari ini sampai 3 hari ke depan, mengapa demikian karena anak mereka belajar adalah karakter, yang harus dibagun adalah karakter siswa, karakter output, tambahnya.
Menurut Jemianus, guru mempunyai waktu dengan siswa tidak lama tetapi guru mempunyai andil untuk meneliti setiap siswanya, apakah ada peluang kesana. Sekarang sudah ada pelacuran berseragam sekolah karena itu guru punya andil untuk memutuskan yang kita tidak bisa berikan tanggung jawab ini kepada orang tua, sangat baik jika anak datang sekolah tinggal dengan keluarga tapi sebagian besar anak zaman sekarang tidak berasrama atau keluarga dari asrama lalu kos dan ini peluang terbesar seorang putri, karena mereka itu adalah community atau kelompok.
Seperti semula saya sudah katakan dua kasus yang sementara viral ini merupakan gunung es yang mau tidak mau guru agama harus memberikan pengajaran yang lebih terarah, lebih menukik kearah karakter yang diharapkan, tutupnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut,: Plt Kepala Kantor Agama Kabupaten Malaka, Kepala seksi kantor Agama kabupaten Malaka, Pemateri, dan peserta kegiatan sebanyak 22 orang.
Penulis :Lius Asa