Labuanbajo.Spektrum-ntt.com||Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur/Bapak Josef A. Nae Soi, pada saat melakukan kunjungan kedua kalinya di Pulau Rinca, di sela-sela rangkaian kunjungan kerja di Kabupaten Manggarai Barat pada hari yang ketiga, Rabu (04/11/2020).
Saat melakukan kunjungan di Pulau Rinca pagi tadi, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur didampingi oleh Kadis Parekraf Provinsi Nusa Tenggara Timur/Wayan Dharmawa dan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur/Isyak Nuka dipandu oleh Kepala Taman Nasional Komodo/Lukita Awang Nistyantara. Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur mengamati dan mendengar dengan serius Proyek Penataan Kawasan Konservasi Loh Buaya, Pulau Rinca, dengan penanggungjawabnya yaitu Ditjen SDA dan Ditjen Cita Karya Kementerian PUPR RI.
“Kawasan ini harus dibenahi dan dikembangkan lebih modern lagi, agar menjadi habitat yang lebih layak dan pantas untuk dihuni oleh biawak raksasa komodo. Komodo ini adalah binatang yang unik, dan tidak ada di tempat yang lain di belahan dunia manapun, kecuali di Kabupaten Manggarai Barat. Oleh sebab itu, tempat inipun harus kita ubah menjadi tempat yang unik dan menarik. Usaha dan kerja yang sekarang tengah dilaksanakan pasti akan memberi dampak positif yang nyaman bagi habitat Komodo, tapi juga memberi dampak keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan yang akan berkunjung, setelah tempat ini menjadi sebuah kawasan konservasi yang indah dan menarik. Itulah sebuah destinasi super premium yang sebenarnya. Bahkan Pulau Rinca ini juga disiapkan menjadi salah satu titik simulasi Protokol Keselamatan dan Keamanan Destinasi Pariwisata tanggal 12 November 2020 nanti.
Bahkan Kawasan ini pasti menjadi kawasan World Class wisata dan investasi. Jadi mari kita dukung untuk menjadikan tempat ini jauh lebih indah, modern, menariik, nyaman dan aman, serta memilki nilai sensitifitas bagi kaum difabel yang nanti akan mengunjungi tempat ini, serta memberi kesan ekostik bagi setiap pengunjung. Dengan adanya desain pembangunan Kawasan ini, salah satunya yaitu Jalan Gertak Elevated. Bahkan proses pembangunan dan pengembangan kawasan ini, tetap mengutamakan ekosistem kelestarian lingkungan alam di sekitar lokasi ini, hal ini ditandai dengan tidak adanya satu pohonpun yang ditebang. Bahkan setiap pohon yang ada di lokasi ini telah diberi nomner dan diidentikasi setiap jenis pohonnya, agar menghidari penebangan pohon. Dan ini menjadi komitmen kita semua untuk benar-benar menaatinya”, tegas Putera Ngada tersebut.
Dalam kunjungan tersebut, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur beserta rombongan menyimak dengan baik penjelasan progres pembangunan Kawasan konservasi tersebut oleh Kepala Taman Nasional Komodo/Lukita Awang Nistyantara.
“Banyak perubahan yang terjadi pada saat pembangunan jalur tracking di Kawasan ini, karena ada jalur tracking yang bersinggungan dengan pohon, sehingga harus dirubah kembali, karena pertimbangan utama untuk menjaga agar setiap pohon yang ada di lokasi ini tidak boleh sampai ditebang, Oleh karena, pohon-pohon di sekitar lokasi ini, sudah berumur 100 tahun lebih, jadi tidak boleh ditebang” jelas Kepala TNK Lukita.
Kepala TNK juga menjelaskan bahwa luas proyek yang saat ini dikerjakan hanya 1,3 hektar dari luas keseluruhan Pulau Rinca, yaitu kurang lebih 20.000 hektar.
Disela-sela kunjungan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur di Pulau Rinca pagi tadi, mantan Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar tersebut juga sempat menelpon Kepala Balai Wilayah (BWS) Nusa Tenggara 2 NTT, Kementerian PUPR/Agus Sosiawan.
“Untuk menghindari dampak dari terbentuknya opini negatif tentang pengerjaan proyek ini, maka jika ada pertanyaan dari pihak manupun tentang penataan kawasan ini, maka serahkan semua jawabannya kepada kepala wilayah Nusa Tenggara Timur, yaitu Gubernur atau Wakil Gubernur, supaya masyarakat bisa menyerap informasi yang proposional dan substantive tentang aktifitas penataan di Kawasan ini. Proyek ini sebenarnya bagus, karena sangat memperhatikan(**/red