Kota Kupang. Spektrum-Ntt.com || Nusa Tenggara Timur, kembali menjadi pusat perhatian dengan dibukanya pameran arsip publik Merekam Kota 2024 yang berlangsung dari tanggal 12 hingga 26 Oktober 2024 di De Museum Café JKK, Kelurahan Lai Lai Bisi Koepan.
Dengan Mengusung tema “Ruang Berkumpul: Lokus Raja,” pameran ini tidak hanya menampilkan sejarah sosial Kota Kupang, tetapi juga melibatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam upaya pelestarian sejarah.
Sejak hari pertama, pameran ini langsung menarik animo masyarakat dengan dihadiri sekitar 140 pengunjung.
Para tamu istimewa termasuk keluarga kontributor arsip seperti Opa Oktovianus Ndoen dan keluarga Ratu Radja yang turut menyumbangkan arsip keluarga mereka, memperkaya materi pameran. Pameran ini diselenggarakan oleh SkolMus, sebuah organisasi yang berdedikasi untuk mendokumentasikan sejarah sosial Kupang yang kurang terekspos.
Salah satu hal menarik dari pameran ini adalah partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi melalui program “Arsipmu Berharga, Bawa dan Ceritakan!” Program ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk berkontribusi langsung dengan membawa arsip pribadi, berupa dokumen atau foto, yang memiliki nilai sejarah terkait Kota Kupang. Arsip tersebut kemudian akan dipamerkan bersama cerita di baliknya, menjadikan pameran ini sebagai wadah kolaborasi antara warga dan sejarah kota mereka.
Manager Program Merekam Kota 2024, Sherly Atty, mengungkapkan bahwa salah satu tujuan utama pameran ini adalah memperkenalkan masyarakat pada sejarah sosial kota, yang sering kali terlupakan.
“Sejarah yang kita ketahui biasanya tentang politik, tapi sejarah sosial, seperti kenapa orang Rote tinggal di Manutapen, atau alasan dibangunnya beberapa gedung di Kupang, jarang dibahas. Lewat Merekam Kota, kami ingin menggali hal-hal ini,” jelasnya.
Sherly juga menegaskan bahwa pameran ini bukan sekadar sarana untuk menikmati arsip visual dan instalasi seni, tetapi juga mengajak pengunjung untuk berpikir tentang masa depan kota.
"Kami berharap pengunjung tidak hanya membawa pulang foto yang indah, tetapi juga pengetahuan baru atau pertanyaan besar tentang perkembangan kota mereka di masa depan," ungkapnya.
Selain itu, program "Foto Keluarga di Ruang Berkumpul" juga menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung untuk mengabadikan momen kebersamaan mereka dengan keluarga di tengah suasana pameran.
Program ini menjadi simbol dari konsep Ruang Berkumpul yang diusung, menekankan pentingnya interaksi sosial dan kekeluargaan dalam membentuk identitas sebuah kota.
Salah satu tokoh agama yang hadir, Pendeta Wisye Makatita, S.Th., menekankan pentingnya sejarah dalam membentuk kehidupan manusia.
“Kita tidak boleh melupakan sejarah, karena sejarah adalah bagian dari kehidupan kita. Kita bisa sampai pada titik ini karena kita berjalan dalam ruang dan waktu sejarah,” ujarnya.
Pendeta Wisye juga mengingatkan pentingnya literasi sejarah di tengah masyarakat modern yang sering kali melupakan masa lalu.
Pameran ini, dengan pendekatan interaktifnya, berhasil mengundang antusiasme warga dan menciptakan ruang refleksi tentang identitas serta dinamika sosial budaya Kota Kupang. Dengan partisipasi aktif masyarakat, Merekam Kota tidak hanya menjadi perayaan sejarah masa lalu, tetapi juga menjadi ajang untuk memikirkan masa depan yang lebih inklusif dan terhubung dengan warisan sosial kota ini.