ENDE. spektrum-ntt.com || Masyarakat kelurahan Roworena Barat, dan Kelurahan Mautapaga, mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Ende, selasa (12/05/20) mempertanyakan soal data penerima Bantuan Sosial Tunai (BST), yang dinilai janggal.
Kedatangan masyarakat dari dua kelurahan itu langsung diterima oleh ketua komisi tiga Vinsen Sangu dan diarahkan untuk berdialog di ruang rapat gabungan komisi
Salah satu koordinator aksi dari Roworena Barat, Uun Lestari Wulandary dalam ruang rapat gabungan komisi mengatakan data penerima BST ada 200 lebih kepala keluarga yang di data, namun yang terima hanya 41 kepala keluarga.
Ia melanjutkan "ada seorang janda yang tidak pernah mendapat sentuhan dari pemerintah, tapi ada fakta lain, orang yang sudah meninggal dapat bantuan, saya minta pemerintah harus jujurlah dalam mendata, semua kita ini adalah korban dari covid-19, kedatangan kita hari ini mau minta soal keadilan" Kata Wulandary
Sementara itu ketua komisi tiga Vinsen Sangu pada kesempatan itu mengatakan "bahwa dalam mengatasi penanganan covid-19, Kementrian Sosial mengalokasikan kuota 17.000 lebih data penerima bantuan sosial, tapi yang terkena dampak ini seluruh rakyat kabupaten Ende, maka penting untuk membangun sistem data yang baik" Kata Ketua Komisi Tiga ini.
Vinsen juga menduga bahwa data yang digunakan ini adalah data lama, sehingga kita merekomendasikan kepada pemerintah melalui dinas sosial untuk segerah memperbaharui data agar pada penerimaan kedua nanti dapat terakomodir semua.
"masyarakat yang terkena dampak dari covid-19 ini, tidak hanya pedagang sayur, atau teman - teman kita yang ojek saja, tapi juga mareka yang menyandang kaum difabel, sehingga dinsos segerah memperbaharui data penerima bansos" Ungkap Politisi muda PDI Perjuangan
Yang hadir dalam dialog dengan masyarakat dari dua kelurahan itu ketua DPRD Kabupaten Ende Fransiskus Tasso, Ketua komisi II Yulius Caesar Nonga, Ketua komisi III Vinsen Sangu, Yohanes Don Bosco Rega.(**
penulis A. Aku Suka
editor EppyM Photo Istimewa