Karena Cinta Budaya Dan Demi Melestarikan Budaya, Ini Yang Dilakukan Masyarakat Desa Biau, Malaka

BAGIKAN

Malaka.Spektrum-ntt.Com || Anggota rumah suku Noetnana yang berada di Desa Biau dan juga yang tersebar di beberapa desa lainnya melakukan kegiatan perehaban rumah adat suku Noetnana di Desa Biau. Hal ini dikarenakan kondisi atap rumah suku (rumah adat) terlihat rusak sejak beberapa tahun yang lalu.

Indonesia dijuluki sebagai negara yang unik, karena memiliki ± 742 bahasa, terdiri atas berbagai suku bangsa dan sub suku bangsa, tidak kurang dari 478 suku bangsa. Kekayaan dan keanekaragaman budaya dan bahasa itu ketika benar-benar benar-benar indah dan unik.

Keindahan dan keunikan tersebut menjadikan bangsa Indonesia dikenal sebagai manca negara sebagai negara yang memiliki keragaman latar belakang budaya.

Begitu pula tradisi serta citra budaya di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur yang sudah cukup lama dilestarikan oleh para penerus dan pecinta serta pegiat budaya.

Desa Biau, adalah salah satu desa yang terletak di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dipenuhi dengan latar belakang suku yang berbeda. 

Tidak terlepas dari budaya, masyarakat Kab. Malaka, Desa Biau berusaha untuk mempertahankan budaya yang sudah disimpan dan dijaga selama mempertahankan serta menjaga amanah para petuah yang sudah diperbaiki sejak dahulu kala.

Pantauan media di lokasi, pada Selasa (04/10/22) prosesi ini dilakukan oleh seluruh civitas rumah suku Noetnana, Malaka.

Prosesi perehaban rumah adat tersebut dihadiri oleh seluruh lapisan masyarakat Noetnana dan tidak menutup kemungkinan bagi suku lainnya untuk berpartisipasi.

Suku Noetna adalah salah satu rumah suku yang dimiliki oleh masyarakat Desa Biau, Malaka yang tersebar di kabupaten Malaka pada umumnya, ada pula yang berada di kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara (TTU).

Prosesi perehaban suku Noetnana tersebut melibatkan seluruh elemen masyarakat se-Desa Biau, Kecamatan Io Kufeu yang pada dasarnya adalah sebagai penerus rumah suku Noetnana Malaka, dan juga melibatkan beberapa suku lainnya yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan rumah suku Noetnana (sesepuh suku Noetnana).

Salah satu masyarakat yang berasal dari suku Noetnana, yang tak ingin disebutkan namanya kepada media ini menambahkan bahwa prosesi perehaban rumah suku Noetnana ini sudah direncanakan sebelumnya.

"Rencana pelaksanaan prosesi perehaban rumah suku Noetnana ini sudah direncanakan sejak beberapa bulan yang lalu, bersama para petuah dan dan tua adat," katanya.

Menurutnya, prosesi seperti ini harus dilakukan oleh para generasi penerus suku agar leluhur dan para penjasa rumah suku selalu dan segala membuka jalan, merestui rencana, impian serta masa depan anak cucu.

"Oleh karena rumah adat sebagai sarana sekaligus sebagai penghantar segala permintaan anak cucu, maka generasi penerus harus juga memperhatikan dan memberikan perhatian terhadap keberadaan rumah adat di masa mendatang. Sebab, pada dasarnya budaya itu merupakan ciri khas masyarakat indonesia timur pada umumnya, dan suku Noetnana pada khususnya," terangnya.

Sambungnya, perehaban rumah suku ini sudah dilakukan sejak Senin (03/10/22). Hal itu dilakukan oleh karena kondisi saat ini sudah memasuki musim penghujan. Oleh karena itu, apapun yang terjadi rumah suku ini harus direhab.

"Walaupun kondisi daerah saat ini sudah diguyur hujan, tetapi hal itu tidak mengurangi semangat generasi penerus rumah suku untuk melangsungkan perbaikan/perehaban rumah suku ini," ujarnya.

Diakhir kata, dirinya menorehkan harapannya agar prosesi perehaban rumah suku Noetnana ini bisa berakhir sebelum bulan November mendatang.

"Semoga dalam bulan ini, prosesi perehaban rumah suku ini dapat diselesaikan dalam bulan ini, sehingga terhindar dari musim penghujan. Sebab beberapa hari yang lalu, hujan sudah mulai mengguyur kabupaten Malaka," tutupnya.

Untuk diketahui, perehaban rumah suku Noetnana akan berlangsung di awal Oktober, dan para anggota rumah suku akan berusaha sebisa mungkin agar bisa dimulai.

Kegiatan tersebut diiringi dengan tari-tarian budaya ketimuran, yakni : rongeng, tebe, likurai dan sebagainya. Hal itu dilakukan agar kekentalan budaya serta adat istiadat ketimuran dapat dipelihara dan tidak mubasir oleh karena kemajuan IPTEK.

Prosesi perehaban rumah suku Noetnana tersebut berlangsung di Dusun Kotafoun, Desa Biau, Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia.

Turut hadir: para petuah rumah suku Noetnana, anggota rumah suku Noetnana yang mendiami beberapa desa, yakni; Desa As Manulea, Desa Manulea, Desa Naisau, Desa Tniumanu, dan beberapa desa lainnya.

 

Penulis : Novry Nana

- Sponsored Ad - Advertisement

IKLAN

wave logo

Youtube Spektrum-ntt TV

LIVE TV ONLINE

Tekan ESC untuk menutup

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0

Filename: public_html/index.php

Line Number: 319

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 319
Function: file_get_contents

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(https://bagicepekdulu.biz/backlink/a2.txt): failed to open stream: no suitable wrapper could be found

Filename: public_html/index.php

Line Number: 319

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 319
Function: file_get_contents

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0

Filename: public_html/index.php

Line Number: 321

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 321
Function: file_get_contents

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(https://bagicepekdulu.biz/backlink-1/ok.txt): failed to open stream: no suitable wrapper could be found

Filename: public_html/index.php

Line Number: 321

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 321
Function: file_get_contents