BELU.SPEKTRUM-NTT.COM || Demi memajukan kegiatan produktifitas petani dan pekebun di Kabupaten Belu, dan didukung oleh bidang ilmu yang dimiliki, Yohanes Tape, S. P, alumni Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi Universitas Timor (Unimor) Kefamenanu terjun ke dunia pemasaran product agrokompleks berbasis organik.
Sektor pertanian ataupun perkebunan merupakan salah satu aspek yang ikut mendukung kemajuan suatu daerah. Sebuah bangsa atau daerah akan dikatakan maju apabila perekonomian masyarakatnya sudah mencapai taraf ekonomi yang baik.
Setiap petani atau pekebun memiliki mimpi yang sama yaitu hasil produktifitas di lahan garapan mampu membawa dampak positif demi melangsungkan sekaligus menyambung hidup mereka setiap hari.
Dalam melangsungkan kegiatan produktifitas di lahan, setiap petani tentunya akan dihadapkan dengan persoalan-persoalan, baik itu benih ataupun pupuk. Hal terbesar yang ditakuti oleh para petani adalah kegagalan atas hasil panen yang sedang mereka produksi.
Persoalan utama yang sering dihadapi dibidang pertanian dan perkebunan adalah bagaimana caranya memperoleh pupuk. Para petani ataupun pekebun sering mengalami hal ini ketika melangsungkan kegiatan produktifitas di lahan garapan. Bahkan petani dan pekebun juga membutuhkan asupan gizi serta pandangan dari berbagai pihak bagi tanaman yang sedang dibudidaya. Hal tersebut sudah lumrah dihadapi oleh para petani ataupun pekebun pada umumnya.
Guna menyikapi persoalan yang dihadapi oleh para petani, maka dukungan pemerintah ataupun swasta melalui penyediaan pupuk sangat dibutuhkan agar kegiatan produktifitas masyarakat tidak tertunda lagi.
Saat ini salah satu perusahan swasta yang ada di Indonesia telah meluncurkan product agrokompleks yang berbasis organik guna menjawab keluhan masyarakat selama ini. NASA adalah product organik yang dihadirkan oleh pihak perusahaan swasta dengan berbagai multi-fungsi.
Yohanes Tape, S. P yang akrab disapa Jhon, kepada media ini menyampaikan bahwa, dirinya bergabung menjadi distributor atau agen product NASA ini baru 5 bulan, terhitung sejak bulan Maret 2022. Dan product organik NASA ini merupakan perusahaan asli Indonesia.
"Product NASA ini didirikan oleh anak bangsa dan bergerak dalam bidang agrokompleks berbasis organik kesehatan, kosmetik, kecantikan, perawatan tubuh, pertanian, peternakan, perikanan yang memiliki peran serta kegunaannya masing-masing," katanya.
Menurut Jhon, sesuai informasi yang diperolehnya dari salah satu petani yang membudidaya tanaman holtikultura, product NASA ini masuk di wilayah kabupaten Belu sejak tahun 2016. Dan sejak saat itu NASA pun mulai dipasarkan di kabupaten Belu, jelas alumni agroteknologi Unimor itu.
Lanjutnya, seiring berjalannya waktu, pasaran product NASA di kabupaten Belu sempat mandek karena kurangnya tenaga penyuluh dalam memberikan pemahaman dan pendampingan terkait jenis serta kegunaan product NASA khususnya di bidang pertanian baik itu holtikultura dan hasil tanaman pangan.
Dikatakan alumni Unimor itu, dari kegagalan tersebut dirinya mencoba untuk kembali memasarkan product organik NASA di wilayah Belu untuk menyikapi polemik para petani yang mengatakan bahwa product organik NASA itu adalah prodak kurang bagus.
Sambungnya, setelah saya mencoba untuk memperbaiki popularitas NASA yang sempat transisi waktu itu, ternyata polemik buruk yang ditebar tidak benar karena kegunaan dan manfaat dari product organik NASA mampu mendukung serta meningkatkan kegiatan produktifitas petani ataupun pekebun di lahan mereka sendiri. Dan para penikmat product NASA mengalami kemajuan yang sangat pesat.
"Product NASA tidak berpengaruh terhadap tanaman para petani yang terbentang di lahannya masing-masing, karena product NASA ini mengandung unsur organik yang tinggi, yang dapat menjawab kekhawatiran para petan dalam membudidayakan tanaman," terangnya.
Jhon berharap melalui kehadiran product organik NASA ini, mampu mendukung kegiatan produktifitas para petani atau pekebun yang ada di kabupaten Belu ini, tutup distributor itu. (*Novryano)