KUPANG. spektrum-ntt.com || Melihat petanai kopi kini mengalami krisis ekonomi dalam musim panen tidak seperti tahun- tahun kemarin di Nusa Tenggara Timur, serta penurunan hasil panen kopi semakin kritis. Putri Kopi NTT 2019, Claudya Dewiarti Beribe. Kepada media menyampaikan bahwa bukan hanya sekedar gelar sebagai seorang Putri Kopi, namun mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu dinas Pertanian untuk memberikan bimbingan kepada para petani Kopi.(29/06 2020)
"Sebagai seorang Putri Kopi, saya tidak hanya sekedar mendapatkan gelar dan mahkota dan duduk diam, tetapi saya mendapat tanggung jawab besar dalam membantu pemerintah dalam hal dinas pertanian untuk membimbing petani kopi dalam melakukan peremajaan, penanaman dengan baik sehingga para petani Kopi dapat mendapatkan jalan keluar dan mengerjakan tugas sebagai seorang petani kopi dengan baik" Jelasnya
Lanjut Claudya, tugasnya sebagai putri kopi saat ini adalah membantu pemerintah dalam hal untuk mempromosikan kopi NTT ke luar daerah dan juga sebagai perpanjangan tangan pemerintah.
" Tugas saya sebagai putri kopi di dinas pertanian saya akan mempromosikan kopi NTT ke luar daerah agar semua orang tau bahwa di NTT itu banyak sekali memiliki jenis- jenis kopi yang begitu luar biasa "Lanjutnya
sesuai dengan program putri kopi saat ini dirinya telah berkunjung ke Desa Molo Utara, didapati bahwa di Desa Molo Utara ,terdapat penurunan hasil panen yang disebabkan karena hama kopi.
" Program saya kemarin berkunjung ke Desa Molo Utara, disana banyak sekali ada beberapa kelompok tani yang terdiri dari 10 orang dan sekarang sayangnya kelompok tersebut sudah berkurang sisa 4 orang, disebabkan karena hama kopi yang mengakibatkan mereka istilah gulung tikar, sebab mereka kekurangan dana untuk membeli pupuk, obat hama sebab di perkebunan tersebut terdapat banyak sekali kopi yang rusak karena terserang hama "jelasnya
Claudya juga mengatakan, para petani kopi saat ini mengeluh karena hasil panen tahun ini menurut tidak seperti tahun-tahun kemarin dan hal ini disebabkan karena pengaruh hama.
" Waktu saya wawancara dengan petani disana mereka menyampaikan bahwa sebenarnya pada bulan depan ini sudah harus panen kopi, namun kemarin mereka mengeluh karena hasil kopi mereka itu sangat-sangat menurun karena disebabkan oleh hama kopi dan biasanya dalam setahun itu mereka menghasilkan 1 atau 20 karung 50Kg pertahunnya, tetapi untuk sekarang mereka hanya menghasilkan 5 atau 6 Kg saja dalam setahun jadi itu sangat menurun drastis penurunan kopi yang ada di NTT " jelasnya
Untuk di ketahui Putri Kopi NTT 2019 bersama dinas pertanian Provinsi sementara berusaha untuk membantu para petani dalam beberapa hal yang kendala seperti Obat hama, alat penyemprot hama, dan pupuk atau urea(**
Penulis Nixon
editor EppyM Photo Istimewa