SIKKA. spektrum-ntt.com || Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sikka, Paulus Hilarius Bangkur, S.Pi.,M.Pi, beberkan capaian keberhasilan penyumbang Pendapat Asli Daerah (PAD) selama tahun 2021 dan rencana atau upaya peningkatan PAD dari sektor Perikanan tahun 2022, Senin (13/12/2021)
Ia menjelaskan, selama tahun 2021 ini, Pemkab Sikka melalui Dinas Perikanan memberikan bantuan kepada para nelayan di Kabupaten Sikka yang bersumber Kementrian Kelautan dan Perikanan yang merupakan aspirasi DPR-RI yaitu pertama dari bapak Ansy Lema. Bantuan yang diberikan oleh Bapak Ansy Lema kepada masyarakat berupa alat penangkapan ikan Gil Net untuk 9 kelompok di Kabupaten Sikka dengan jumlahnya kurang lebih 450 unit alat penangkapan ikan dan telah diserahkan kepada kelompok yang tersebar di beberapa kecamatan di kecamatan Alok, Magepanda, Lela, Talibura.
Bantuan kedua yaitu Bantuan Bioflog budidaya ikan lele aspirasi dari ibu Julie Laiskodat sebanyak satu kelompok untuk masyarakat RW 001, kelurahan Nangalimang, Sikka. Terhadap bantuan ini, Paulus Bangkur menyampaikan terimakasih kepada bapak Ansi Lema dan Ibu Juli Laiskodat yang telah membantu nelayan kabupaten Sikka untuk melengkapi alat penangkapan untuk aktivitas produksi para nelayan.
Selain bantuan aspirasi, Paulus Bangkur juga mengungkapkan bahwa ada bantuan yang bersumber dari dana APBD baik itu DAK maupun DID yang diberikan untuk para nelayan di Kabupaten Sikka. Bantuan yang bersumber dari DAK berupa 8 Unit kapal penangkapan Ikan lengakp 1 GT, 4 unit kapal penangkap ikan lengkap 3 GT, sampan 5,5 meter lengkap sebanyak 9 unit.
Sementara bantuan dari DID, yaitu ada 16 unit sampan 5,5 meter lengkap alat mesin dan alat tangkapanya, 1 unit kapal Kursein 10 GT. Semuanya itu merupakan bantuan untuk aktivitas produksi Nelayan di Kabupaten Sikka.
Namun, dalam pelaksanaanya selama tahun 2021, pihaknya mengalami persoalan berkaitan dengan target PAD Dinas Perikanan sebesar 2,3 miliar lebih. Menurutnya, kemungkinan samapai dengan 31 Desember 2021, pihaknya mengalami kekurangan sekitar 1,3 miliar lebih atau mengalami penurunan penerima.
Paulus Bangkur mengungkapkan,p enyebabnya adalah pabrik es yang dikelola oleh Dinas Perikanan mengalami kerusakan baik itu di Paga, Alok, maupun di Nangahale dan yang sekarang mengalami rusak permanen yaitu di Alok, dan yang masih jalan yaitu di Paga dan Nangahale. Jadi, kebutuhan akan es di Kabupaten Sikka cukup besar.
“Walaupun kami sudah menyiapakan 3 pabrik es, kemudian swasta ada 4 pabrik es, itupun belum cukup untuk nelayan kita di Sikka ini karena nelayan samakin sadar dan paham berkaitan dengan penanganan mutu ikan. Karena mutu ikan itu ditangani mulai dari ditangkap, diatas kapal,pendaratan, sampai dengan procesing itu harus rantai dingin. Jadi, betul- betul ikan itu butuh es sehingga kebutuhan es itu cukup tinggi”,Ungkapnya.
Ia lanjut menjelaskan bahwa retribusi pengiriman ikan keluar daerah sudah melebihi target. Target awal yaitu 150 juta dan saat ini sudah mencapai kurang lebih 200 juta. Jadi, untuk penerimaan retribusi yang tidak tercapai masalahnya yaitu dari operasional pabrik es yang tidak memberikan kontribusi untuk pencapaian PAD Sikka.
Untuk Sementara, Paulus Bangkur menambahkan bahwa pihaknya akan optimalkan dua pabrik Es di Paga dan Nangahale. “Kalau permintaan di Nangahale full maka kami tidak bisa distribusikan ke TPI Alok. Maka selama ini kalau di Nangahale kurang kebutuhan maka es yang dicetak kita angkut pake mobil untuk ditempatkan di TPI Alok sehingga nelayan juga bisa mendapatkan es untuk penanganan kualitas ikanya”,Pungkasnya.
Sementara soal target peningkatan PAD tahun 2022 dari sektor Perikanan, Ia mengungkapakan bahwa target PAD yang ditetapkan cukup naik drastis kurang lebih 2,8 miliar sampai 3 miliar. Hal ini karena pihaknya mendapatkan alokasi untuk membangun lagi satu pabrik es di Nangahure untuk memenuhi kebutuhan nelayan di sentra nelayan Nanghure maupun untuk kebutuhan lain di Kabupaten Sikka.