Kupang,Spektrum-ntt.com|| Aliansi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus Kupang lakukan aksi demonstrasi di depan Mapolresta Kupang Kota, pada saat itu terjadi perdebatan hangat antara kordinator lapangan dan Kapolresta Kupang, Kombes Pol Rishian Krisna di pinggir jalan, depan Mapolresta Kupang Kota. Kamis,03 Agustus 2023.
Aksi demonstrasi itu terkait penanganan kasus kematian mahasiswa asal Sumba Barat Daya (SBD) almarhum Sebastian Bokol yang hangus terbakar satu tahun yang lalu (2 Agustus 2022) di Kelurahan Liliba, Kota Kupang.
Pantauan Spektrum-ntt, perdebatan itu dikarenakan Kapolresta Kupang meminta agar masa aksi dipersilahkan untuk beraudiens di halaman Mapolresta agar tidak menghambat proses lalulintas.
"Teman-teman mahsiswa silahkan masuk ke halaman depan untuk kita beraudiens, agar tidak membuat kemacetan lalu lintas, silahkan berorasi kita mendengar, namun jangan mengganggu lalulintas," ucap Krisna saat meminta masa aksi untuk masuk.
Seteleh perdebatan panjang, Kapolresta Kupang dan Kordinator Lapangan Jekson Markus bersama beberapa ketua OKP, duduk melingkar di pinggir jalan depan Mapolresta melakukan loby untuk beraudiens.
"Karena teman-teman tidak mau masuk, ayoh mari kita duduk melingkar di pinggir jalan ini, anggota saya menjaga kelancaran lalulintas dan kita duduk bersama di tempat yang dingin ini untuk berdiskusi," pungkas Krisna.
Saat itu juga, Kordinator Lapangan Jekson Markus meminta agar Kapolresta bisa menerima masa aksi dan beraudiens di depan Mapolresta, untuk berdiskusi dengan baik.
"Maaf bapak, tidak mungkin kita duduk melingkar di pinggir jalan seperti ini, apalagi bapak memakai baju Polri, lebih baik kita berdiskusi di dalam agar kami bisa berikan hasil tuntutan kami," ucap Jekson.
Usai perdebatan itu, Kapolresta Kupang Kota mempersilahkan masa aksi masuk di halaman Mapolresta. Setelah di halaman Mapolresta, Kapolresta Kupang bersama masa aksi duduk beraudiensi di lapangan.
Kordinator Lapangan Jackson Markus menyampaikan tuntutan mereka di depan Kapolresta Kupang, Kombes Pol Rishian Krisna didampingi seluruh anggotanya.
1. Mendesak Kapolres Kupang Kota untuk memberikan informasi kepada keluarga korban dan publik NTT, tentang alasan belum terungkapnya kasus kematian almarhum Sebastian Bokol selama 1 tahun, dalam rentan waktu 1 x 24 jam.
2. Menuntut Kapolres Kupang Kota untuk segera memberikan surat SP2HP (Surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan) kepada pihak keluarga dalam kurun waktu 1 x 24 jam.
3. Mendesak Kapolres Kupang Kota untuk segera mengungkapkan kasus ini selambatnya 7 x 24 jam.
4. Jika poin tuntutan 1-3 tidak ditindaklanjuti maka Cipayung Kota Kupang akan mendesak Polda NTT untuk mengambil alih penanganan dugaan kasus pembunuhan terhadap almarhum Sebastianus Bokol.
Penulis: Nixon Tae