ENDE. spektrum-ntt.com || Desa Aewora adalah satu - satunya desa di kabupaten Ende bahkan propinsi NTT yang melakukan karantina terpusat bagi warga pelaku perjalanan, baik itu dari darat, laut dan udara, kegiatan karantina ini dilakukan jauh sebelum team gugus tugas covid-19 kabupaten Ende menetapkan Stadion Marilonga menjadi lokasi karantina dari klaster Gowa , Lambelu dan Magetan
Kegiatan karantina ini dilakukan ketika ada warga desa Aewora yang datang dari Jogja tanggal 8 April langsung dikarantina selama 14 hari, lalu disusul warga Aewora yang datang dari Batam tanggal 13 April juga dikarantina selama 14 hari, semua itu jauh sebelum ada klaster Gowa , Lambelu dan Magetan , demikian pernyataan kepala desa Aewora Yulius Mangu ketika dikonfirmasi oleh sejumlah media melalui telepon selulernya pada jumad, (22/05/2020)
Kepala desa Aewora menjelaskan bahwa saat ini di desa Aewora sedang dilakukan karantina terpusat berjumlah 21 orang, semuanya warga desa Aewora dan yang berdomisili di desa Aewora
"Saat ini ada 21 orang yang kami karantina terpusat, lokasinya di SDK Aewora, pihak pemerintah desa menyiapkan makan siang melalui dapur umum, sedangkan makan pagi dan malam disiapkan oleh pihak keluarga" Jelas Pria yang akrab disapa Lius Mangu ini
Protap yang dilakukan di tempat karantina yaitu ukur suhu tubuh, cuci tangan, semprot dengan cairan disinfektan tanpa dilakukan rapid test, karena rapid test mungkin kewenangan kabupaten, tapi semua yang kami lakukan ini demi menjaga kampung halaman kami terbebas dari covid-19
Saya selaku kepala desa Aewora bersama masyarakat juga mempertanyakan dana penanganan covid-19 dari APBD II senilai 23 M dan dari talangan dari DPRD senilai 400 juta sampai dimana realisasinya
"kami di tingkat desa, masker, cairan disinfektan saja kami tidak dapat, penanganan covid-19 di tingkat desa murni dari dana desa apalagi sampai hari ini dana desa kami belum cair" ucap Lius
penulis A. Aku Suka
editor EppyM Photo Istimewa